Aksi penyerangan itu terjadi di Desa Greneng, Kecamatan Sakra Timur, Lombok Timur, NTB, Sabtu (19/05) sekitar pukul 12.00 WITA. Meski tak ada korban jiwa, 6 rumah rusak parah hingga rata dengan tanah.
Informasi yang dihimpun, aksi penyerangan itu berlangsung cepat. Sekelompok warga merusak rumah-rumah milik jemaah Ahmadiyah. Sehingga jemaah kocar kacir hingga lari ke dalam hutan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahmadiyah melalui akun Twitter @AhmadiyahID menyatakan ada 7 Kepala Keluaraga (KK) atau 24 orang penduduk Dusun Grepek, Sakra Timur yang diserang warga. Menurut Ahmadiyah, penyerang berasal dari daerah yang sama.
"Kelompok massa yang berasal dari daerah yang sama, melakukan penyerangan dan perusakan karena sikap kebencian dan intoleransi pada paham keagamaan yang berbeda Sabtu, 19 Mei 2018 jam 13.00 WITA 24 orang penduduk yang rumahnya diamuk masa, dievakuasi oleh polisi ke kantor Polres Lombok Timur," tulis akun tersebut seperti dilihat detikcom, Minggu (20/5/2018).
Kabid Humas Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) AKBP I Komang Suartana mengatakan warga hanya merusak rumah dan tidak melukai para jemaah. Sehingga tidak ada satupun jemaah yang terluka.
"6 Rumah rusak parah. Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam penyerangan ini," Kata I Komang Suartana saat dihubungi detikcom.
Untuk mengamankan situasi dan keadaan, Kapolda NTB langsung turun bersama dengan pemuka Agama NTB dan langsung mengambil tindakan preventif, warga Ahmadiyah dievakuasi ke Polres Lombok Timur.
Polisi telah memeriksa 12 orang saksi berkaitan dengan pengrusakan rumah warga Ahmadiyah tersebut. Warga Ahmadiyah yang diamankan di Polres Lombok Timur akan dipindahkan ke Kota Selong, Senin (21/5) besok.
"Kami tindakkan pertama mengamankan warga jemaah Ahmadiyah di Polres. Besok kami pindahkan ke LLK (loka latihan kerja) di Kota Selong," ujarnya.
Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) meminta warga untuk menghentikan kekerasan terkait penyerangan itu. TGB meminta warga untuk menghormati bulan suci Ramadan dan menghormati satu sama lain.
TGB juga mengatakan situasi telah kembali kondusif pasca penyerangan tersebut. "Perangkat Pemda bersama TNI dan Polri sudah memulihkan situasi. Sebagian warga Ahmadiyah di lokasi diamankan di Mapolres Lotim, sebagian mengungsi ke tempat keluarga mereka," ujar TGB di akun Twitter-nya @tgbID.
Ketua SETARA Institute Hendardi mengutuk aksi persekusi yang menimpa jemaah Ahmadiyah itu. Menurutnya, kebencian dan intoleransi yang tumbuh di masyarakat harus ditangani sebagai tantangan dan potensi ancaman keamanan nyata. Sebab, lanjutnya, intoleransi adalah tangga pertama menuju terorisme.
"Sedangkan terorisme adalah puncak intoleransi. Oleh karena itu, energi pemberantasan terorisme harus dimulai dari hulu, yakni intoleransi sebagaimana yang terjadi di Lombok Timur ini. Jika dibiarkan, aspirasi politik kebencian dan intoleransi dapat berinkubasi menjadi aksi-aksi terorisme," kata Hendardi dalam keterangan tertulisnya. (idh/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini