"Ada keterangan Pak RT yang mengatakan satu hari sebelum kejadian, malam minggu (Sabtu, 12 Mei 2018), dua anak itu salat di musala dan saling tangis-tangisan," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (18/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada apa itu? Kemungkinan besar mereka sadar akan melakukan amaliyah," ujar Setyo.
Dita Oepriarto melakukan bom bunuh diri di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), Minggu (13/5). Istrinya, Puji Kuswati, bersama anaknya, FS dan FR, meledakkan bom di Gereja Kristen Indonesia (GKI), Jalan Diponegoro.
Sedangkan anak Dita yang lain, YF dan FH, melakukan pengeboman di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel. Peristiwa di tiga gereja itu menyebabkan 18 orang tewas dan 43 orang mengalami luka-luka.
Inilah identitas keluarga pelaku teror bom di Surabaya, tonton videonya:
(aud/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini