Pertemuan Minggu dan Strategi Bomber Surabaya Hindari Intel

Pertemuan Minggu dan Strategi Bomber Surabaya Hindari Intel

Danu Damarjati - detikNews
Kamis, 17 Mei 2018 03:34 WIB
Ilustrasi teroris (Luthfy Syahban/detikcom)
Jakarta - Tiga keluarga pengebom di Surabaya dan Sidoarjo punya pertemuan eksklusif tiap pekan. Mereka juga punya cara menghindari mata intelijen.

Keluarga yang dimaksud adalah keluarga Dita Oeprianto pengebom tiga gereja di Surabaya, keluarga Tri Murtiono pengebom Markas Polrestabes Surabaya, dan keluarga Anton Ferdiyantono yang bomnya meledak sebelum waktunya di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan pengajian rutin tiap pekan itu biasa digelar di hari Minggu di rumah Dita. Tiga keluarga berkumpul mendengarkan arahan guru misterius yang kini masih diburu polisi.

"Pengajian rutin setiap Minggu. Pengajian di situ, di (tempat) Dita itu, sering ketemu," kata Kapolda Jawa Timur Irjen Machfud Arifin dalam jumpa pers di Mapolda Jatim, Selasa (15/5/2018) kemarin.



Itu adalah keterangan yang diperoleh polisi dari anak Tri yang diajak melakukan serangan bom bunuh diri namun akhirnya selamat. Lewat pengajian-pengajian itulah para keluarga pengebom mendapatkan pengajaran dari guru paham teror.

Di antara tiga keluarga itu, dua keluarga di antaranya meledakkan bomnya di sasaran yang dituju yakni gereja dan Markas Polrestabes Surabaya. Ternyata mereka juga punya keahlian menghindari kejaran intelijen.



"Mereka ini terlatih, mereka mampu menghindari deteksi intelijen. Mereka mampu menghindari komunikasi," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018) lalu.

Para keluarga ini telah berlatih melakukan pengembangan aksi supaya tak diendus intelijen sebelum meledak. Adapun guru para keluarga pengebom yang biasa menyampaikan pengajaran tiap pengajian Minggu itu, kini masih belum ditangkap.

"Ada dua yang saya berharap segera cepat ditangkap," kata Irjen Machfud.



Ini juga video tentang Teroris Manfaatkan Media Untuk Tebar Pesan dan Rasa Takut (dnu/rjo)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads