"Rasanya tidak etis dan tidak menunjukkan kedewasaan politik mengkampanyekan ganti presiden dalam debat pilkada. Sangat tidak pada tempatnya dan terkesan norak," kata Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan kepada wartawan, Selasa (15/5/2018).
Ace menilai paslon usungan Gerindra-PAN-PKS itu kehabisan akal untuk meraih dukungan di Pilkada Jabar. Namun sayangnya, upaya mencari perhatian lewat pamer kaus '2019 Ganti Presiden' itu juga tak ada korelasinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah kehilangan cara untuk mendapatkan dukungan pilkada di Jabar," ujar anggota DPR yang duduk di Komisi VIII itu.
"Ini tahapan pilkada, belum masuk ke dalam tahapan pilpres. Sangat disayangkan. Sangat tidak simpatik. Jaka sembung, sangat tidak nyambung!" imbuh Ace.
Ace pun meminta KPU, atau dalam hal ini KPUD Jabar, memberikan sanksi kepada Sudrajat-Syaikhu atas peristiwa ini. Menurutnya, paslon nomor urut 3 itu telah melanggar aturan dalam debat pasangan pilkada.
"Menurut saya, KPU harus memberikan sanksi kepada pihak yang melakukan hal tersebut," tegasnya.
Aksi yang dilakukan Sudrajat-Syaikhu itu terjadi saat debat publik Pilgub Jabar putaran kedua yang digelar di gedung Balairung, kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Jabar, Senin (14/5) malam. Sewaktu sesi closing statement, Sudrajat meminta masyarakat Jabar mendukungnya.
"Pilih nomor 3 Asyik (Sudrajat-Syaikhu). Kalau Asyik menang, insyaallah 2018 kita akan mengganti presiden," ucap Sudrajat berpakaian kemeja putih lengan panjang dan peci hitam.
Ungkapan Sudrajat tersebut langsung direspons Syaikhu sambil memamerkan kaus putih lengan pendek. Kaus tersebut bertulisan '2018 Asyik, 2019 Ganti Presiden'. (tsa/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini