Tak Sekolah, Anak Bomber Surabaya Didoktrin Radikal dengan Video

Tak Sekolah, Anak Bomber Surabaya Didoktrin Radikal dengan Video

Hilda Meilisa Rinanda - detikNews
Selasa, 15 Mei 2018 11:23 WIB
Foto ilustrasi: Pengamanan lokasi Polrestabes Surabaya pasca-serangan bom. (Enggran Eko Budianto/detikcom)
Surabaya - Anak-anak pengebom bunuh diri yang beraksi di Surabaya tak disekolahkan oleh orang tuanya. Semasa orang tuanya hidup, anak-anak diberi doktrin paham teror.

"Ya hanya bapak-ibunya yang memberikan doktrin terus, dengan video-videonya, dengan ajaran-ajaran yang diberikan," kata Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur, Irjen Machfud Arifin, dalam jumpa pers di Markas Polda Jawa Timur, Jl Frontage Ahmad Yani, Surabaya, Selasa (15/5/2018).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akhirnya para orang tua mengajak anak-anaknya melakukan aksi bom bunuh diri. Ada yang beraksi di tiga gereja dan ada pula yang beraksi di Markas Kepolisian Resor Kota Surabaya.

"Bom ditaruh di pinggangnya, ini namanya anak di bawah umur," kata Machfud.



Ketika ditanya masyarakat, mereka biasa menjawab anaknya menjalani sekolah rumah (homeschooling), padahal itu bohong.

"Homeschooling kalau ditanya. Padahal nggak," kata Machfud.



Simak juga sosok keluarga pengebom gereja Surabaya hanya di 20Detik: (dnu/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads