Syaikhu mengungkapkan setiap kali melintas ke wilayah Purwakarta selalu tercium bau yang tidak sedap. "Saya sering bolak balik melintas ke Purwakarta. Masuk Purwakarta ada bau menyengat yang dihasilkan limbah. Apa kesulitan Kang Dedi selama dua periode sebagai bupati menyelesaikan ini?" kata Syaikhu dalam debat Pilgub Jabar 2018 putaran kedua di kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Senin (14/5/2018).
Menanggapi itu, Dedi menjelaskan bau tidak sedap itu dihasilkan oleh dua perusahaan besar yang ada di Purwakarta. Namun dia tidak sebut secara pasti nama dua perusahaan tersebut. Proses penindakan menurutnya tidak mudah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dituntut penindakan tidak mudah. Ada efek guncangan dunia internasional. Penindakan ini tidak bisa sendiri. Perlu didukung keberanian bersama," ujar Dedi.
Namun, menurut Syaikhu, hal tersebut bukan menjadi alasan yang dapat diterima. Sebagai kepala daerah, menurut Syaikhu, harus berani mengambil kebijakan demi menyelamatkan warganya.
"Wilayah terdekat untuk menyelamatkan sekelilingnya ya bupati. Kalau tidak ada perlindungan bisa mengganggu produktifitas masyarakat. Maka harus segera diselesaikan," tutur Syaikhu.
Dedi mengaku tidak diam untuk menyelesaikan masalah ini. Berbagai upaya telah dilakukan. Tapi memang ada masalah yang dihadapi oleh kedua perusahaan itu dan pemerintah tidak bisa terlibat secara langsung membantu menyelesaikan masalahnya.
"Saya sudah berupaya, tapi industrinya tidak bisa membebaskan lahan. Untuk membiayai itu pemerintah tidak bisa. Kalau harus menutup industri satu kecamatan bisa kehilangan pekerjaan," ucap Dedi.
Menimpali itu, Cagub Sudrajat menyarankan agar Dedi untuk mengecek instalasi pengelolaan limbah (IPAL) dari dua perusahaan tersebut. Sehingga tidak serta merta menutup industri menjadi solusinya.
"Masalahnya bukan menutup sucah cek IPAL belum, kalau belum nanti disanksi," ucap Sudrajat. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini