.webp)
Cagub Jabar Hasanudidn menilai penyelamatan Sungai Citarum tentunya bisa dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Paling penting kata Hasanuddin adalah koordinasi yang baik antara pemerintah provinsi dan pemerintah pusat dan instansi lainnya.
"Sesungguhnya di UU 23 untuk menyelesaikan Citarum daerah bisa saja. Tapi harus ada sinergi yang baik. Terus ada janji terdahulu ari Citarum bisa diminum. Memang bisa tapi (langsung sakit)," kata Hasanuddin di atas panggung acara debat Pilgub Jabar putaran kedua yang digelar di kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Senin (14/5/2018) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagaimana manajemen di hulu Citarum?" tanya Hasanuddin.
Menanggapi itu, Dedi menyatakan perlu ada upaya agar masyarakat tidak lagi merambah hutan di hulu Citarum. Salah satunya dengan memberikan masyarakat di sekitar hulu Citarum diberi ruang untuk ikut mengelola hutan.
"Penduduk kasih pekerjaan baru, kemudian kasih target dan di hulu itu cocoknya kopi. Satu penduduk menanam 100 pohon kopi dan itu angka proyeknya hanya 14 miliar rupiah," ujar Dedi.
Hasanuddin cukup sependapat dengan pernyataan Dedi Mulyadi. Dia menilai program kopi rakyat cukup baik untuk diterapkan. Tapi dia melihat ada kawasan-kawasan gundul yang harus jadi tanggung jawab pemerintah.
"Di hulu, di Cisanti sekarang ada perbaikan," ucap Hasanuddin.
Cagub Jabar Deddy Mizwar mencoba ikut terlibat dalam perdebatan. Dia menyebut air di Danau Cisanti sebagai hulu Citarum dapat diminum manusia. Deddy mengaku beryukur pemerintah memberi perhatian khusus untuk penyelamatan Citarum.
"Pak Jokowi juga janji tujuh tahun (Sungai Citarum) baru bisa beres," kata Deddy menegaskan.
Sementara Hasanuddin malah yakin kala terpilih bersama pasangannya Anton Charliyan, persolan Citarum dapat bersih lebih cepat dari target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo.
"Saya lima tahun saja," ucap Hasanuddin disambut riuh tepuk tangan pendukungnya. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
