KPAI Kecam Bom Gereja di Surabaya yang Libatkan Anak

KPAI Kecam Bom Gereja di Surabaya yang Libatkan Anak

Tsarina Maharani - detikNews
Senin, 14 Mei 2018 08:42 WIB
Ketua KPAI Susanto (Foto: Ari Saputra)
Jakarta - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengecam keras aksi teror bom di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur. Sebab, aksi teror itu melibatkan anak-anak di bawah umur.

"Kami mengecam keras penyerangan bom yang tidak berperikemanusiaan dimaksud. Ini pelanggaran serius dan tidak seharusnya terjadi," kata Ketua KPAI Susanto dalam keterangan tertulisnya, Senin (14/5/2018).

Aksi teror bom bunuh diri yang terjadi di tiga gereja itu terjadi pada Minggu (13/5). Kedua orang tua bernama Dita Oepriarto dan Puji Kuswati melibatkan empat orang anaknya untuk melakukan aksi di tiga gereja: Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Arjuna, GKI Diponegoro, dan Gereja Santa Maria Tak Bercela.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Atas peristiwa itu, juga ada sejumlah anak lain yang ikut tewas karena berada di sekitar lokasi gereja. Karena itu, KPAI akan terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk memastikan jumlah anak yang menjadi korban dalam tragedi kemanusiaan itu.

"Saat ini serangan bom menimpa 3 Gereja di Surabaya, mengakibatkan 6 orang meninggal, 33 korban masuk rumah sakit. Anak juga menjadi korban atas keganasan teror tersebut," ucap Susanto.

"KPAI menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya sejumlah korban, termasuk anak. Untuk memastikan jumlah korban anak, kami terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian," imbuhnya.


KPAI pun mengimbau agar masyarakat senantiasa waspada. Susanto berharap masyarakat bisa proaktif melaporkan jika ada kejadian janggal di sekitarnya agar peristiwa serupa tak terulang.

"Kepada masyarakat luas, agar selalu berhati-hati, tidak perlu takut dan terus bekerjasama dengan berbagai pihak terkait termasuk pihak kepolisian, untuk mencegah segala bentuk potensi kejadian berulang. Kerja sama sinergis merupakan kekuatan besar bagi upaya mewujudkan kehidupan yang aman, damai, dan tanpa teror," tutur dia.

Kasus bom bunuh di tiga gereja ini diketahui melibatkan satu keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu beserta empat orang anak. Sang ayah, Dita Oepriarto meledakkan diri di GPPS Jalan Arjuna. Sementara itu, si ibu, Puji Kuswati meledakkan diri bersama kedua orang putrinya berinisial FS dan PR di GKI Jalan Diponegoro.

Kemudian, dua orang anak laki-laki Dita dan Puji meledakkan diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Ngagel. YF dan FH bergerak terpisah dengan kedua orang tuanya naik sepeda motor dan meledakkan diri.



Tonton juga, doa Paus Fransiskus untuk korban bom Surabaya:

[Gambas:Video 20detik]

(tsa/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads