Ritual ini dilakukan agar anak korban, Dila (8) dan Fahmi (2) tidak mengalami nasib sama seperti orangtuanya.
"Tradisi ini dilakukan agar petaka yang menimpa orang tuanya tidak sampai terulang lagi dalam keluarganya," ujar, Khosim (49) salah satu warga yang bertakziah di lokasi pemakaman, Sabtu (12/5/2018).
Di sela penyiraman dua anak tersebut, salah satu keluarga terlihat bercucuran air mata. Mereka tersentuh karena dua anak tersebut kini yatim piatu.
"Semoga anak yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan menjadi anak yang bisa berguna kelak dia sudah dewasa. Dan anak pertamanya Fardan bisa cepat diberikan kesembuhan saat ini. Dia dirawat di ruang resusitasi RSUD dr Mohammad Saleh Kota Probolinggo," tambah sepupu korban, Abdurrahman.
Sementara masa depan tiga anak yang ditinggalkan pasutri tersebut diurus bersama keluarga lainnya, termasuk pendidikannya. Abdurrahman menjelaskan pasutri yang meninggal itu sosok yang dikenal orang baik di mata keluarga dan suka membantu warga yang membutuhkan.
"Dia orang baik dan suka menolong keluarga dan tetangga tetangganya," ungkapnya sembari menunjuk kedua anak korban.
Inilah video pasutri yang tewas terpanggang sambil berpelukan:
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini