Janji itu disampaikan Mahathir saat diwawancarai surat kabar Jepang, The Mainichi, pada Februari lalu. Dalam wawancara itu, Mahathir mengakui dirinya sangat menyadari usianya yang sudah mendekati 100 tahun.
"Saya tidak bisa bertahan sangat lama. Paling tidak, saya bisa bertahan selama dua tahun," ucap Mahathir dalam wawancara dengan The Mainichi, seperti dikutip pada Selasa (8/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam wawancara ini, Mahathir juga membahas soal mantan rival politiknya, Anwar Ibrahim (70), yang kini dipenjara atas kasus sodomi. Anwar pernah menjabat Wakil PM Malaysia tahun 1993-1998 di bawah Mahathir. Diungkapkan Mahathir bahwa jika oposisi memenangi pemilu, dirinya ingin menyerahkan jabatan PM Malaysia kepada Anwar setelah Anwar bebas dari penjara.
Hal ini belakangan terungkap sebagai salah satu bagian dari kesepakatan Mahathir untuk memimpin koalisi oposisi Pakatan Harapan. Bunyi kesepakatan itu adalah setelah dua tahun memimpin negara, Mahathir akan menyerahkan kekuasaan kepada Anwar. Masa jabatan seorang PM Malaysia adalah lima tahun.
Anwar yang divonis 5 tahun penjara telah menjalani masa hukuman sejak tahun 2015. Setelah bebas nanti, Anwar dilarang untuk mencalonkan diri dalam pemilu selama lima tahun ke depan. Untuk bisa kembali ke panggung politik, Anwar yang selama ini menjadi tokoh oposisi ternama Malaysia, membutuhkan pengampunan kerajaan atau royal pardon dari Yang di-Pertuan Agong.
Mahathir menyatakan dirinya tidak akan menyerah dan melakukan yang terbaik untuk mendapatkan royal pardon bagi Anwar. "Kami akan mencoba. Kami akan melakukan yang terbaik untuk mendapatkan royal pardon," tandas Mahathir, yang pernah menjabat PM Malaysia terlama dari 1981-2003.
Kini, koalisi yang dipimpin Mahathir menang dalam Pemilu. Akankah janji itu dipenuhi dan Anwar Ibrahim bakal jadi PM?
Tonton video mengenai tumpah ruahnya pendukung Mahathir ke jalan:
(imk/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini