Salah satu warga, Dania (53), mengaku harga kebutuhan di Malaysia semakin mahal belakangan ini. Dania yang bekerja sebagai sekretaris mengatakan hal tersebut membuat warga kesulitan menabung.
"Setelah election ini, saya harap ekonomi akan bertambah baik dan akan ada perubahan ekonomi dari yang sekarang. Sebab sekarang ini tak dinafikkan setelah GST (Goods and Service Tax-Pajak Barang dan Jasa) apa yang kita beli kena GST. Sampai orang mati pun kena GST," ucapnya yang ditemui usai menggunakan hak suara di salah satu TPS yang ada di Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil), Jalan Bangsar, Kuala Lumpur, Rabu (9/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Menurutnya pemilihan ini bukan cuma hanya soal politik. Ia juga mengatakan peningkatan harga barang dan jasa tak diiringi oleh kenaikan gaji.
"Meskipun itu bukan soal politik saja. Pendapatan semakin kurang, gaji tak naik. Macam makcik (saya, red), kerja bonus tak ada setelah dua tahun. So, lepas ini memang berharap perubahan besar-besaran," ujarnya.
Warga lainnya, Ahlal (65), juga berharap ada perubahan ekonomi. Ia berharap perubahan di Malaysia menuju ke arah yang lebih Islami.
"Saya harap kerajaan dapat memberi perubahan. Khususnya dalam penegakan hukum yang Islami. Isu-isu kekeluargaan juga, termasuk di isu ekonomi," ucap Ahlal.
Ia juga mengeluhkan suasana pemilihan kali ini. Menurutnya ada perubahan lokasi dan daftar pemilih, hingga membuat antrian lebih panjang.
![]() |
"Lima tahun dulu dan sekarang ini lebih menyusahkan. Lima tahun dulu lebih senang. Kalau sekarang ini orang makin ramai, tempat mengundi (memilih) saja makin sedikit, makin lama lah, antre sejam lebih," tutur Ahlal.
Ia juga menunjukkan jarinya yang telah diberi tinta. Menurutnya hal itu merupakan tanda bagi warga yang telah menggunakan hak pilih.
"Ini dikasih tanda. Sudah mengundi (memilih)," pungkas Ahlal. (haf/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini