Profil Mahathir, Politikus 92 Tahun yang Masih Berhasrat Jadi PM Malaysia

Profil Mahathir, Politikus 92 Tahun yang Masih Berhasrat Jadi PM Malaysia

Niken Purnamasari - detikNews
Rabu, 09 Mei 2018 07:31 WIB
Foto: REUTERS/Lai Seng Sin
Kuala Lumpur - Pemimpin oposisi Malaysia, Mahathir Mohamad kembali maju menjadi calon Perdana Menteri (PM). Di usia ke-92 tahun, Mahathir masih berambisi untuk kembali menjabat sebagai PM.

Dilansir dari BBC, Rabu (9/5/2018), karier politik Mahathir dimulai saat berusia 21 tahun. Dia pertama kali bergabung dengan partai United Malays Nations Organization (UMNO). Hingga tahun 1964, Mahathir maju menjadi anggota parlemen.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada tahun 1969, Mahathir menulis surat terbuka dan menyerang Perdana Menteri pada saat itu, Tunku Abdul Rahman. Akibat perbuatannya itu, Mahathir kehilangan kursi dan dikeluarkan dari partai.

Belum berhenti sampai di situ, Mahathir kembali membuat kontroversial dengan menulis sebuah buku berjudul 'The Malay Dilemma'. Di dalam buku tersebut, Mahathir menulis bahwa penduduk Melayu di Malaysia telah terpinggirkan oleh etnis lainnya.

Setelah beberapa kali membuat kontroversi, Mahathir kembali bergabung dengan partai. Pada 1974, dia terpilih kembali di parlemen. Lalu karier politiknya kian moncer.

Mahathir ditunjuk sebagai menteri pendidikan dan diangkat sebagai wakil ketua UMNO. Hingga akhirnya dia menjabat sebagai Perdana Menteri pada 1981.Dia menjadi Perdana Menteri terlama di Malaysia yang memimpin sejak 1981 hingga 2003.



Tampaknya hal kontroversial dan Mahathir tidak dapat dipisahkan. Selama menjabat sebagai Perdana Menteri, beberapa kali Mahathir menyampaikan komentar keras.

Misalnya saja pada 2003 sebelum dia mengundurkan diri. Mahathir membuat marah pemerintah asing dan kelompok Yahudi. Dia mengatakan bahwa kelompok Yahudi telah 'memerintah dunia'.

Selain komentar kontroversial, hubungan Mahathir dengan sejumlah politikus Malaysia juga tak harmonis. Seperti dengan mantan anak didiknya, Najib Razak.

Seperti dilansir media Singapura, Channel News Asia, Selasa (8/5), Mahathir menyebut dirinya bertanggung jawab atas naiknya Najib kursi Perdana Menteri Malaysia. Mahathir meminta maaf kepada publik atas hal itu dan menyatakan ingin memperbaiki kesalahannya.

"Kesalahan terbesar yang saya lakukan dalam hidup saya adalah memilih Najib," ucap Mahathir dalam pidatonya saat itu.

"Hadirin semua, saya ingin memperbaiki kesalahan ini jadi saya akan berusaha yang terbaik," imbuhnya.



Beberapa tahun terakhir, saat Najib disebut-sebut terkait skandal mega korupsi 1Malaysia Development Berhad (1MDB), Mahathir mengkritiknya. Tahun 2016, Mahathir keluar dari Partai UMNO yang menaunginya sejak lama. Dia membentuk partai sendiri bernama Parti Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM).

Kini Mahathir kembali mencalonkan diri sebagai Perdana Menteri dan berhadapan dengan Najib Razak dalam pemilu yang digelar hari ini. Melihat histori tersebut, persaingan antar dua tokoh ini menjadi hal yang menarik.


Tonton juga video terntang "Hiruk Pikuk Jelang Pemilu Malaysia":

(nkn/nvc)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads