Seperti dilansir media lokal Malaysia, The Star, Selasa (8/5/2018), Ahmad Zahid menyebut Mahathir yang kini berusia 92 tahun, kembali terjun ke arena politik karena ingin keturunannya memegang kekuasaan.
"Partai politik bukan pusaka keluarga, bukan juga hak orangtua untuk mewariskannya ke anak-anak mereka," sebut Ahmad Zahid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahmad Zahid juga menyatakan agar para pemimpin seharusnya tidak arogan jika menang pemilu atau jika mendapat jabatan di pemerintahan. "Para pemimpin menjadi diri mereka yang sekarang karena dukungan yang mereka terima dari partai dan para anggotanya," ucapnya.
"Ini termasuk mantan perdana menteri yang berkuasa selama 22 tahun tapi meninggalkan rentetan persoalan yang mempengaruhi peradilan, lembaga-lembaga dan sebagiannya," imbuh Ahmad Zahid. Dia merujuk pada Mahathir yang pernah menjabat sebagai PM Malaysia terlama, yakni dari tahun 1981-2003.
"Perkembangan apapun yang telah dibawanya (Mahathir-red), kita mengapresiasinya. Tapi setelah pemerintahannya, pemimpin yang mengambil alih juga berkontribusi besar," ujar Ahmad Zahid.
"Apakah dia yang terhebat? Saya pikir tidak," imbuhnya, masih merujuk pada Mahathir.
Dalam pemilu parlemen yang akan digelar 9 Mei besok, PM Najib Razak menyatakan keyakinan bahwa koalisi Barisan Nasional (BN) akan meraih kemenangan besar. Koalisi BN menghadapi perlawanan besar dari oposisi, Pakatan Harapan, yang dipimpin Mahathir yang ingin melengserkan PM Najib. Mahathir sebelumnya pernah satu partai dengan PM Najib dan menjadi mentornya saat masih di partai United Malays National Organisation (UMNO).
Baik koalisi berkuasa BN yang didominasi UMNO, dan koalisi oposisi Pakatan Harapan mengincar suara warga Melayu muslim yang jumlahnya mencapai 60 persen dari populasi Malaysia. Selain BN dan Pakatan, satu partai lainnya bernama Parti Islam se-Malaysia atau PAS juga mengincar suara kalangan Melayu muslim. PAS yang sebelumnya bergabung dengan koalisi oposisi, kali ini maju sendirian dalam pemilu.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini