Kemunculan jajaran oposisi yang menguat sejak bergabungnya mantan PM Mahathir Mohamad juga dinilai sulit melengserkan PM Najib.
Koalisi BN yang didominasi Partai United Malays National Organisation (UMNO) yang dipimpin Najib, telah berkuasa di Malaysia sejak lama. Sejak Malaysia merdeka tahun 1957, kelompok oposisi belum pernah memenangkan pemilu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dilansir AFP, Selasa (8/5/2018), setidaknya ada lima alasan yang akan membuat Najib kembali memimpin Malaysia.
1. Skandal? Skandal apa?
Kontroversi yang menyelimuti perusahaan investasi negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB) menjadi pemberitaan internasional. PM Najib yang memimpin 1MDB ikut dikait-kaitkan. Namun di dalam negeri, skandal 1MDB telah memudar dalam ingatan warga Malaysia. Pengusutan skandal 1MDB sendiri dinilai tidak akan mampu melengserkan PM Najib dari kursinya.
Dana miliaran dolar Amerika diduga diselewengkan dari 1MDB, yang didirikan oleh PM Najib. Dana yang dikorup dilaporkan digunakan untuk membeli real-estate di Amerika hingga yacht mewah. Pada saat bersamaan, aliran dana yang besar masuk ke rekening pribadi PM Najib. PM Najib dan 1MDB berulang kali menyangkal adanya pelanggaran hukum.
Banyak warga Malaysia tidak senang memiliki pemimpin yang terseret korupsi. Suara populer yang didapatkan koalisi BN selama ini bisa berkurang. Namun skandal 1MDB mencuat sejak beberapa tahun lalu dan tidak lagi ada dalam pikiran orang-orang, dengan para pemilih mengkhawatirkan hal-hal lainnya.
"Meningkatnya biaya hidup, dan khususnya naiknya harga pangan, tampaknya menjadi isu teratas," sebut Charles Santiago yang merupakan anggota parlemen dari partai oposisi DAP.
2. Memutarbalikan Sistem
Tuduhan kecurangan pemilu dan memutarbalikkan sistem demi menguntungkan koalisi BN bukan hal baru dalam pemilu Malaysia. Namun para pengamat memperingatkan bahwa PM Najib mungkin akan bertindak lebih jauh demi mempertahankan kekuasaannya.
Pemetaan pemilu pada Maret lalu menunjukkan bahwa daerah pemilihan (dapil) yang dipenuhi para pemilih dari mayoritas Melayu muslim, yang biasanya mendukung koalisi berkuasa. Kelompok masyarakat sipil mengeluhkan keganjilan dalam daftar pemilih, termasuk munculnya nama-nama orang yang sudah meninggal. Namun koalisi BN bersikeras bahwa pemilu akan berlangsung secara adil.
3. Memainkan Kartu Ras
PM Najib terus menggalang dukungan dari kalangan Melayu muslim, yang jumlahnya mencapai 60 persen dari total 32 juta jiwa penduduk Malaysia. Salah satu taktik PM Najib adalah memberikan bantuan uang tunai kepada para pegawai negeri dan warga dengan upah rendah, yang kebanyakan berasal dari kalangan mayoritas Melayu.
Beberapa waktu lalu, PM Najib memperingatkan bahwa kemenangan oposisi akan menjadi 'mimpi buruk' bagi kalangan Melayu yang bisa terdesak keistimewaannya di masyarakat. Oposisi disebut berupaya menghadirkan pemerintahan yang multi-ras dibanding koalisi BN.
Pengamat Malaysia dari John Cabot University, Bridget Welsh, menuturkan kepada AFP bahwa PM Najib melakukan 'kampanye yang sangat rasis dan agresif untuk memanfaatkan kegelisahan komunitas Melayu'. Banyak warga Melayu yang diprediksi akan kembali mendukung BN karena merasa banyak diuntungkan oleh program-program pemerintah selama bertahun-tahun, termasuk prioritas untuk pekerjaan di sektor pemerintahan.
4. Persoalan Oposisi
Koalisi oposisi bernama Pakatan Harapan mendapat dukungan besar saat mantan PM Mahathir Mohamad dipilih menjadi kandidat PM Malaysia bagi koalisi mereka. Pihak oposisi berharap Mahathir mampu merebut suara kalangan Melayu muslim dari koalisi BN.
Namun keberadaan Mahathir diperkirakan tak akan banyak membantu dan terlambat untuk dicapai oleh kelompok oposisi yang banyak masalah.
Koalisi oposisi sebelumnya pecah tahun 2015, karena pertikaian antara dua partai anggotanya, yakni DAP dan PAS, soal hukum syariat Islam. PAS maju sendirian dan mengajukan kandidat terpisah dalam pemilu 9 Mei besok. Hal ini diperkirakan akan memecah suara dukungan untuk oposisi.
Kelompok oposisi juga kehilangan sosok pemimpin mereka sejak lama, yakni Anwar Ibrahim, yang dipenjara terkait kasus sodomi.
5. Perekonomian Kuat
Upaya PM Najib untuk mempertahankan kekuasaannya terbantu oleh adanya perekonomian yang kuat. Malaysia mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi tahunan terbaik dalam 3 tahun terakhir, pada tahun 2017 lalu, di angka 5,9 persen.
Kondisi perekonomian Malaysia diuntungkan dengan adanya kebijakan bantuan uang tunai dari pemerintahan PM Najib. Bantuan uang tunai untuk warga berpendapatan rendah meningkatkan daya beli konsumen dan menaikkan angka ekspor.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini