"Semoga menjadi juru bicara yang baik setelah berbaju merah dan tahu batas apa yang disebut garis partai. Kadang orang bilang, tong kosong itu nyaring bunyinya," kata Imelda kepada wartawan, Rabu (2/5/2018).
Baca juga: Elite PD: Ruhut Sitompul Galau! |
"Bagus juga saya disebut caleg gagal karena baru pertama kali nyaleg sebagai calon DPR RI pada tahun 2014, masih ada waktu belajar dari kegagalan," imbuh Imelda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketimbang merasa saat sudah sangat populer sebagai anggota Dewan, malah Bang Ruhut gagal jadi ketua komisi pada tahun 2013 di Komisi III pada periode tersebut. Alasannya apa, tentu hanya anggota Komisi III periode tersebut yang tahu," ucap dia.
Seteru antara Ruhut dan sejumlah elite PD, termasuk Imelda, berawal dari sikap Ruhut yang memakai seragam PDIP tapi mengaku masih sebagai kader PD. Elite PD, seperti Waketum Syarief Hasan serta Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Ferdinand Hutahaean, menolak mengakui Ruhut sebagai kader.
Bagi Imelda, sebaiknya Ruhut fokus saja di partai lain. Jika memang diterima di PDIP, Imelda mendoakan yang terbaik untuk 'Si Poltak'.
"Sejak Pilkada DKI usai, tak pernah lagi Bang Ruhut itu hadir dalam kegiatan partai dan berbaju biru. Lebih senang berbaju kotak-kotak dan merah. Kita ikhlaskan ia ke merah, semoga sukses selalu. Ini cara cepat membersihkan partai agar cepat sehat. Semoga itu menjadi partai terakhirnya Bang Ruhut seperti yang selalu ia ucapkan," ucap Imelda.
"Buat kami, Bang Ruhut sudah memilih silakan berkarya di tempat yang baru, semoga bisa kembali duduk di parlemen mendatang. Mau ganti baju beberapa kali pun bukan urusan kami, itu urusan Bang Ruhut," tegas Imelda. (gbr/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini