"Dalam video yang viral di media sosial, seorang ibu-ibu membawa anak-anak, dilecehkan, dikerubungi, dikibas-kibasin duit, anaknya terlihat menangis ketakutan, ini pelecehan terhadap perempuan dan intimidasi," kata jubir PSI bidang perjuangan toleransi dan melawan intoleransi, Mohamad Guntur Romli, lewat keterangannya, Senin (30/4/2018).
Selain itu, pelecehan terjadi terhadap seorang pendukung Jokowi lain yang sempat dikejar-kejar. Peristiwa lainnya adalah seorang pria yang dikerubungi dan dimaki-maki serta dikibasi uang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, dalam negara demokrasi, setiap masyarakat dapat menghormati dan menghargai segala perbedaan. Guntur mengatakan perbedaan aspirasi ataupun kaus tak kemudian membolehkan pelecehan dan intimidasi.
"Sementara kalau kita lihat foto-foto lain, ada beberapa pendukung kaus 'Ganti Presiden' di tengah kerumunan yang berkaus #DiaSibukKerja aman-aman saja, tidak diganggu, nah ini yang seharusnya terjadi, saling menghormati," ujar Guntur.
Dia meminta pendukung Jokowi tidak terprovokasi melakukan pembalasan dan cara-cara yang intimidatif. Dia mengatakan merebut hari rakyat mesti dilakukan dengan cara persuasif dan simpatik. PSI sendiri sudah memastikan dukungan kepada Jokowi di Pilpres 2019.
Peristiwa ini terjadi pada Minggu (29/4) kemarin. Acara CFD itu memang diramaikan oleh masyarakat yang mengenakan kaus #2019GantiPresiden dan #DiaSibukKerja.
Politikus Gerindra M Taufik, yang hadir di CFD kemarin, menyatakan aksi massa berkaus #2019GantiPresiden tidak dikoordinasi. Pegiat media sosial Mustofa Nahrawardaya yang berada di lokasi kejadian menyatakan tidak ada intimidasi.
"Nggak ada (intimidasi). Itu kan biasa orang teriak-teriak ganti presiden. Dia masuk ke situ. Kalau nggak ingin diejek jangan masuk ke situ. Kan beresiko. Lebaylah nggak perlu kayak gitu. PSI katanya juga mau lapor lah ke polisi. Mau diperiksa juga nggak saling kenal mereka," kata Mustofa. (jbr/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini