Cerita GPJ Soal Aksi Kaus #2019GantiPresiden di CFD

Cerita GPJ Soal Aksi Kaus #2019GantiPresiden di CFD

Haris Fadhil - detikNews
Senin, 30 Apr 2018 10:39 WIB
Salah satu topi bertuliskan 2019 ganti presiden di Car Free Day/Foto: Arief Ikhsanudin/detikcom
Jakarta - Aksi simpatisan berkaus #2019GantiPresiden versus simpatisan berkaus #diasibukkerja di car free day kemarin menjadi perbincangan karena diduga ada intimidasi. Gerakan Pemuda Jakarta (GPJ) yang awalnya bermaksud menjadi inisiator jalan sehat dengan kaus #2019GantiPresiden menyatakan ada yang sengaja memicu gesekan politik di CFD.

"Menyikapi yang mengacung-acungkan uang itu, saya tidak mau berasumsi itu pihak siapa. Itu hanya ekspresi saja, car free day itu massa cair, bukan massa aksi atau demonstrasi jadi nggak bisa koordinir juga. Itu semua tumplek di situ, mungkin ini hanya suatu oknum yang menggunakan atribut #2019GantiPresiden yang ingin mengacaukan agenda tersebut," kata Panglima Besar GPJ, Ade Selon kepada detikcom, Senin (30/4/2018).

Ade menyatakan pihaknya awalnya akan menyelenggarakan jalan sehat dengan kaus #2019GantiPresiden. Namun dia tidak mendapatkan izin dari kepolisian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski tak dapat izin, Ade mengatakan orang-orang tetap berkumpul di Car Free Day. Ade mengatakan hak berkumpul dan bersilaturahmi merupakan hak masyarakat untuk berekspresi. Tak dapat dipastikan juga apakah orang-orang berkumpul di Car Free Day menggunakan kaos #2019gantipresiden datang karena inisiasi Ade Selon dan GPJ.



"Dibatalkan, bukan kami yang membatalkan, tidak ada izin dari Mabes Polri maupun Polda Metro Jaya. Sebenarnya sih hanya jalan sehat saja, berkumpul bersilaturahmi bersama keluarga dan teman-teman lainnya. Tapi dengan menggunakan baju yang sama menuju Indonesia 2019 pemilihan presiden," ucap Ade.

Ade memastikan acara tersebut bukanlah kampanye. Ia pun membantah mendukung salah satu bakal calon presiden, Prabowo Subianto, ataupun partai politik peserta pemilu 2019.

"Bukan kampanye juga. Kan sesuai pergub nomor 12 tentang CFD itukan tidak boleh dipakai untuk ranah politik. Kami kan tidak ranah politik, kita hanya jalan sehat keliling bunderan HI dengan baju yang sama. Ini loh gue yang ingin perubahan Indonesia dengan ganti presiden," ujarnya.

"Alhamdulillah bukan (pendukung Prabowo Subianto). Semua rakyat Indonesia yang ingin perubahan, jadi itu hanya ekspresi warga negara saja. Tidak ada sangkut pautnya dengan partai manapun, capres manapun, kemarin kalau dilihat ada nggak kita tunjukkan foto siapa yang akan dicalonkan? Nggak kan," pungkas Ade.

Baca Juga: Hidup Tak Tenang Pembuat Kaus #2019GantiPresiden

Sebelumnya, ada video viral yang memperlihatkan warga berkaus #2019GantiPresiden dan relawan Joko Widodo yang memakai kaus #DiaSibukKerja di CFD. Salah satu kelompok kemudian terlihat mengacungkan uang ke kelompok lain. Uang juga diacungkan ke seorang ibu yang membawa anaknya yang masih bocah.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno pun mengatakan akan berkoordinasi dengan Bawaslu untuk mencegah gesekan yang terjadi di CFD akibat gerakan politik. Sandiaga ingin tidak ada gesekan massa terkait perbedaan dukungan politik di CFD.

"Eskalasinya nanti akan koordinasikan dengan Bawaslu karena Pergubnya sudah sangat baik," kata Sandiaga di di Perpusnas, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.

Salah satu tokoh yang pagi tadi berkaus #2019GantiPresiden di CFD adalah Ketua DPD DKI Jakarta Partai Gerindra Muhammad Taufik. Dia menegaskan acara itu tidak dikoordinir oleh partai politik.

"Ini tanda baik untuk pergantian presiden. Tanpa ada koordinir. Ini dari publik (bukan gerakan partai). Saya juga cuma di WA (WhatsApp) saja suruh ikut datang," ucap Taufik (HSF/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads