Ibu korban, Endang Purwanti, mengatakan sejak anaknya ditahan tiga minggu lalu, ia sering berhubungan via telepon. Melalui sambungan telepon, korban kerap mengeluh kepada ibunya jika ia mendapatkan tindak penganiayaan.
"Saya sering teleponan sama anak saya. Dia sempat minta uang Rp 2 juta, kalau tidak segera dibayar nanti anak saya dihajar. Saya juga sempat dibilangin jangan sampai lapor polisi, kalau lapor nanti anak saya dibunuh. Malahan ini tiba-tiba sudah dalam kondisi seperti ini," terangnya saat ditemui di kamar jenazah RSUD.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"602801017528532 ki nmr rkninge.ndang nyango rijko.kro iin. Ma angkten.moto q gk ketoj gae moco.mari di ajar q," tulis korban kepada ibunya dalam pesan singkat yang diterima sesaat sebelum korban masuk rumah sakit pada hari Sabtu (21/4/18) lalu.
"Kondisinya memang saat itu memprihatinkan, mata kanan kirinya lebam, wajahnya itu lebam-lebam. Terus katanya lehernya belakang ini patah," kata Endang. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini