Takut Gempa Susulan, Pengungsi Pilih Tidur di Tenda

Takut Gempa Susulan, Pengungsi Pilih Tidur di Tenda

Uje Hartono - detikNews
Jumat, 27 Apr 2018 17:39 WIB
Foto: Uje Hartono/detikcom
Banjarnegara - Seminggu berada di pengungsian, sebagian pengungsi berharap tinggal di tenda. Pasalnya, mereka mengaku was-was saat tidur di dalam gedung, sebab gempa susulan masih sering terjadi. Hingga saat ini tercatat 18 kali gempa susulan.

Sarmini (32), salah satu pengungsi dari Dusun Bakalan, Desa Kertosari, Kecamatan Kalibening menuturkan dirinya berharap bisa tinggal di tenda selama di pengungsian. Meski diakuinya lebih dingin saat malam hari, namun di tenda tidak perlu khawatir jika ada gempa susulan.

"Saat ini saya mengungsi di SD Sidakangen. Saat ada gempa susulan, semua berebut keluar padahal pintu kelas kecil. Satu ruangan diisi sampai 30 orang," terangnya saat ditemui di pengungsian, Jumat (27/4/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, ia juga merasa tidak enak lantaran gedung tersebut akan segera digunakan saat siang. Termasuk tempat pengungsian di Balai Desa Sidakangen.

"Kalau di tenda, nantinya tidak perlu pergi kemana-mana saat siang hari," kata dia.

Sarmini menuturkan hingga saat ini dirinya masih merasa tidak tenang jika berada di dalam ruangan. Saat gempa, satu minggu lalu, rumah yang ia tinggali ikut roboh.

"Jadi saya terpaksa mengungsi bersama suami dan dua anak saya. Selain itu juga bapak dan ibu saya," ujarnya.

Sementara itu pengungsi lain yang juga tinggal di tenda Tarmini (50) mengaku lebih tenang. Ia baru pindah tinggal di tenda sejak tiga hari lalu.

"Pertimbangannya karena lebih tenang. Selain itu, juga karena kalau di Desa Sidakangen terlalu jauh, apalagi anak saya masih sekolah di SD," kata warga Desa Kasinoman tersebut.

Ditemui di posko, humas PMI Banjarnegara Alwan Rifai mengatakan, sampai saat ini sudah ada 25 tenda yang didirikan PMI. Dari jumlah tersebut, tiga tenda di antaranya merupakan tenda besar yang mampu menampung 10 KK.

"Tenda besar ini seperti barak, karena warga banyak yang meminta untuk dibuatkan tenda besar. Untuk ukurannya sekitar 10x5 meter. Sedangkan untuk tenda kecil hanya bisa menampung 2 KK," terangnya.

Alwan juga mengatakan, jika PMI masih mempunyai 60 tenda yang siap digunakan. Namun, pihaknya masih menunggu lahan warga yang akan digunakan untuk pendirian tenda pengungsi.

"Jadi kalau ada permintaan dari warga dan ada lahan kami ada 60 tenda dari PMI Yogyakarta yang merupakan tenda bantuan dari Quwait," jelasnya.

Saat ini, kata Alwan, korban masih membutuhkan perlengkapan lain di dalam tenda. Misalnya, selimut dan kasur. Sebagian besar mereka membawa selimut masing-masing dari rumah.

"Selimut dan kasur masih dibutuhkan. Karena di tenda itu lebih dingin saat malam hari," tuturnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Arief Rahman juga mengatakan, jumlah pengungsi akibat gempa di Kecamatan Kalibening bertambah. Jika sebelumnya 1225 jiwa, saat ini menjadi 4481 jiwa.

Menurutnya, penambahan jumlah pengungsi ini karena masih adanya ketakutan warga terkait ancaman gempa susulan.

"Masih banyak warga yang takut dan panik akibat gempa kemarin dan gempa susulan. Kebanyakan tambahan pengungsi dari warga yang rumahnya tidak rusak parah namun takut tinggal di rumah," jelas Arief.

Arief menyebutkan kendala pendataan terjadi saat ini adanya fluktuasi jumlah pengungsi yang terdata.

"Jumlah pengungsi naik-turun karena para pengungsi tidak semua terpantau. Saat ini mereka tersebar di 14 wilayah desa dan kecamatan. Dan ada yang mengungsi sampai kabupaten Pekalongan," terangnya. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads