Saat itu kebetulan memang banyak pengendara yang akan diperiksa dalam razia. Tak lama berselang, polisi menemukan sebuah motor matic merek Vario yang tidak ada pengendaranya. Motornya pun tidak dikunci stang.
Baru setelah razia selesai, empunya motor datang dengan muka kebingungan. Ternyata sang pemilik motor adalah seorang pria yang diperkirakan berusia 50-an tahun. Si pengendara diketahui telah mengenakan kelengkapan berkendara seperti helm dan jaket berwarna coklat.
Lantas mengapa ia tampak kebingungan? "Iya, tadi saya kira STNK ketinggalan di rumah. Kemudian saya langsung pulang ternyata di rumah tidak ada, eh ketemunya di bawah jok ternyata," ungkap si pengendara kepada polisi.
Setelah membuka jok motornya, barulah pria yang tak sempat ditanya namanya tersebut memperlihatkan wajah lega. Ternyata ia panik melihat ada operasi berlangsung karena beranggapan lupa membawa STNK.
Setelah surat kendaraan tersebut ditunjukkan kepada polisi yang bertugas, pengendara itu pun langsung dipersilakan untuk melanjutkan perjalanan.
Dalam kesempatan yang sama, polisi mengungkapkan bahwa sebagian besar pelanggar di Trenggalek adalah pelajar. Sebagian besar pelanggar tidak dapat menunjukkan Surat Izin Mengemudi (SIM). Sejumlah pelajar yang gugup melihat razia tersebut mencoba kabur, namun mereka tidak bisa berkutik, karena lokasi razia berada pada satu jalur.
"Yang tidak punya SIM ini rata-rata adalah para pelajar di bawah umur, sedangkan untuk pelanggaran lainnya relatif sedikit, seperti tidak bawa STNK, tidak pakai helm dan kelengkapan lainnya," kata Kanit Dikyasa Satlantas Polres Trenggalek, Iptu Agustyo kepada detikcom, Jumat (27/4/2018).
Terkait pengendara yang meninggalkan sepeda motornya di lokasi razia, Agustyo pun memberikan penjelasan. "Orangnya ini tadi mungkin kaget ada razia, sehingga panik dan langsung meninggalkan kendaraannya, untuk mencari STNK kendaraannya di rumah. Tapi ternyata STNK di bawah jok motor," paparnya.
Tidak menutup kemungkinan jika pengendara motor tersebut tinggal tak jauh dari lokasi razia, sehingga ia lebih memilih untuk mengambil STNK dengan berjalan kaki ketimbang kena semprit.
Ada-ada saja. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini