Rencana pernikahan dini dua remaja di Bantaeng, Sulawesi Selatan, menjadi sorotan. Keluarga punya alasan menikahkan dua siswa SMP itu, yakni remaja laki-laki, S, dan calon pengantin perempuannya, F.
"Alasan saya hingga memilih menikahkan keduanya karena tante F juga sudah 3 kali datang ke rumah. Saya sempat bilang sebelumnya jika pernikahannya biar usai panen datang, tapi saya juga malu karena kerap jadi bahan gosip warga," kata ayah S, Sangkala, saat ditemui di kediamannya, Sinoa, Bantaeng, Sabtu (21/4/2018).
Sangkala menyebut pernikahan ini menjadi jalan cepat guna menghindari hal-hal negatif terhadap kedua remaja yang sudah menjalin hubungan itu. Tapi keluarga menyerahkan keputusan akad nikah ke KUA.
"Jadi saya harus cepat memilih jalan itu juga untuk menghindari hal yang tidak diinginkan agar tidak yang rusak karena mereka sering saya lihat boncengan berduaan ke sana-kemari," sambungnya.
Baca juga: Rencana Pernikahan Anak di Sulsel Ditunda |
Permohonan resmi pencatatan nikah kedua calon pengantin diajukan pada Rabu (11/4). Namun pernikahan yang sedianya digelar pada Senin (16/4) lalu ditunda karena pihak KUA menunggu dispensasi dari camat.
Mendikbud Muhadjir Effendy sebelumnya menilai fenomena pernikahan dini yang terjadi di beberapa daerah. Muhadjir mengatakan persoalan pernikahan dini bukan ranahnya. Namun pernikahan bukan salah satu alasan untuk tidak melanjutkan pendidikan.
"Mereka itu harus mendapatkan pendidikan. Kalau tidak ikut pendidikan formal, bisa juga melanjutkan melalui pendidikan kesetaraan. Tidak ada larangan untuk bersekolah kok," ujar Muhadjir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Menkes Nila Moeloek menilai dari, segi fisik dan kejiwaan, dua remaja yang kebelet nikah tersebut belum siap.
"Saya sangat tidak mendukung perkawinan usia dini. Pertama, secara fisik, kita tentu yang perempuan ini tentu organnya belum optimal berkembang, misalnya. Kedua, juga mentalnya secara kejiwaan, maaf kalau saya bilang, masih kanak-kanak. Tanggung jawabnya tentu akan berkurang dalam hal ini," ujar Nila, Senin (16/4).
(fdn/fdn)