"Kami ingin mengetahui seperti apa kondisinya. Memang sangat miris sekali karena tidak ada akses buat warga dan juga siswa. Kita kasih ultimatum ke desanya, dalam tempo dua bulan jembatan ini harus selesai," kata Ketua Komisi II DPRD Maros, Patarai Amir di lokasi, Senin (16/4/2018).
DPRD ditemani oleh Dinas Pekerjaan Umum meninjau langsung pembangunan jembatan gantung yang dianggarkan sejak tahun 2015 oleh Pemerintah Desa, namun hingga kini belum juga rampung, meski telah menelan anggaran lebih dari Rp 300 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Kepala Desa Bonto Matinggi, Khaerul mengaku optimis bisa segera menyelesaikan perampungan jembatan gantung itu. Ia mengaku, semua bahan sudah tersedia, sisa tali seling saja yang harus dibeli.
"Kan memang sisa tali seling saja yang belum terbeli. Kalau ini sudah ada, kami akan selesaikan jembatan ini secepat mungkin agar warga tidak lagi berenang," sebutnya.
Terkait dugaan penyimpangan amggaran dana desa di proyek itu, Kejaksaan Negeri (Kejari) Maros juga telah melakukan penyelidikan. Hasil pemeriksaan awal, kategori pekerjaan jembatan yang dikerjakan oleh desa itu ternyata tergolong sulit.
![]() |
"Kita sudah turun melakukan penyelidikan. Saat ini kita belum bisa pastikan (korupsi). Intinya, pekerjaannya ini sulit dan harus ada ahli, tapi malah dikerjakan secara swakelola," ungkap, Kasi Intel Kejari Maros, Muhammad Adib.
Diketahui, jembatan gantung itu mulai dibangun sejak tahun 2015 dengan anggaran Rp 175 juta untuk pembangunan tiang dan pembelian tali seling. Tahun 2016, kembali dianggarkan Rp 135 juta untuk alas pondasi dari dana desa. Dengan anggaran itu, seharusnya jembatan gantung telah rampung, tapi sampai kini juga belum selesai.
Yuk, ikut berdonasi membangun jembatan masa depan bagi anak-anak dusun Damma, Desa Bonto Matinggi, Sulsel. Sehingga mereka tak perlu lagi bertaruh nyawa dengan menyeberangi sungai deras ketika ingin berangkat ke sekolah.
(asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini