Mimpi Siswa Berenang ke Sekolah Miliki Jembatan Kandas di Anggaran

Mimpi Siswa Berenang ke Sekolah Miliki Jembatan Kandas di Anggaran

M Bakrie - detikNews
Jumat, 13 Apr 2018 10:44 WIB
Siswa-siswi menatap kosong jembatan yang belum terbangun, mereka harus menyeberang dengan berenang (bakrie/detikcom)
Maros - Impian siswa dan warga untuk segera dibangunkan jembatan dalam waktu dekat, tampaknya sulit terwujud. Mereka harus tetap bersabar meski harus bertaruh nyawa menyeberangi sungai yang deras dengan berenang.

Betapa tidak, jembatan di Dusun Damma, Desa Bonto Matinggi, Maros, Sulsel yang dibangung sejak 2015 silam itu, kadung didanai oleh pemerintah desa. Akibatnya, baik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) maupun Pusat, tak bisa melanjutkan pembangunannya karena persoalan regulasi.

"Pihak kami tidak bisa serta merta melanjutkan pembangunan itu karena sejak awal dianggarkan oleh desa. Aturannya tidak bisa satu proyek dua mata anggaran berbeda," kata Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Maros, Mustaziem, Jumat (13/4/2018).
Mimpi Suram Siswi yang Berenang ke Sekolah

Ia menegaskan, pihaknya akan turun kembali melakukan pemeriksaan spesifikasi teknis jembatan yang telah dibangun itu. Jika memang layak, maka nantinya bisa dilanjutkan. Ketakutannya, jika jembatan itu dipaksakan dilanjut meski tidak sesuai spesifikasi, maka akan mubazir dan bisa mencelakakan warga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Hasil pengamatan awal kami, memang tingkat kemiringan tiang jembatan tidak sama. Nah ini harus diperiksa sebelum dilanjutkan. Jangan sampai, satu tahun sudah rusak. Syukur-syukur tidak mencelekai warga yang lewat," ungkapnya.
Mimpi Suram Siswi yang Berenang ke Sekolah

Sebelumnya, dalam rapat dengan pendapat yang digelar di DPRD Maros, pihak pemerintah desa mengungkapkan, jembatan itu dibangun menggunakan dana desa sebesar Rp 197 juta di 2015 untuk tiang jembatan dan tali seling. Tahun 2017 dilanjutkan dengan anggaran Rp 135 juta untuk pondasi dan seharusnya sudah rampung.

Hanya saja, tali seling yang seharusnya ada sejak tahun 2015, tak diadakan dengan alasan mahal dan anggaran tidak cukup. Tahun 2018 ini, pemerintah desa hendak menganggarkan lagi pembelian tali, namum ditolak oleh pihak Badan Perwakilan Desa (BPD) karena menurut mereka itu sudah dianggarkan sebelumnya.

"Sebenarnya kan sudah tidak ada masalah karena anggaran yang dikucurkan itu telah dihitung rampung. Tapi karena tali itu tidak ada makanya tidak selesai sampai sekarang," kata Ketua Badan Perwakilan Desa (BPD), Andi Baso.


Anehnya, meski pengadaan tali seling yang telah dianggarkan diduga fiktif. Pihak inspektorat Maros, malah tak menemukan temuan apapun dalam laporan penggunaan dana desa saat itu.

"Kita sudah melakukan pemeriksaan di tahun 2015. Memang saat pemeriksaan anggaran yang dianggarkan itu hanya untuk pengerjaan tiang saja. Sedangkan di tahun 2016 tidak dianggarkan kembali karena saat itu masa transisi," terang Kepala Inspektorat Maros, Baharuddin.

Diketahui, puluhan siswa mulai SD sampai SMA terpaksa menyeberangi sungai Leko Boddong di kampungnya dengan cara berenang meski air deras dan dalam. Hal itu dikarenakan tidak ada akses lain bagi mereka sejak turun temurun. Bahkan, sungai itu telah menelan 3 korban nyawa warga.

Yuk, ikut berdonasi membangun jembatan masa depan bagi anak-anak dusun Damma, Desa Bonto Matinggi, Sulsel. Sehingga mereka tak perlu lagi bertaruh nyawa dengan menyeberangi sungai deras ketika ingin berangkat ke sekolah.


(asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads