Hal ini juga dikonfirmasi Ibunda Micko. Di mata ibundanya, Mariana, Micko merupakan sosok yang pendiam. Dia jarang keluar rumah ataupun nongkrong dengan teman-temannya.
"Gak ada omongnya, walaupun di rumah ndak pernah keluar," kata Mariana sembari menggendong adik Micko di rumah duka di Jalan Brigjen Katamso, Waru Sidoarjo, Sabtu (14/4/2018).
Micko juga dikenal sebagai anak yang tidak suka keluyuran sepulang sekolah. Dia selalu pulang tepat waktu. "Walaupun magang pulang jam 3 langsung pulang," tambah Mariana.
![]() |
Tak hanya itu, anak pertama dari tiga bersaudara ini memilih jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) di sekolahnya. Kini, Micko masih duduk di kelas dua SMK. Sehari-hari, lanjut Mariana, Micko lebih suka bergelut dengan laptopnya.
"Ya sehari-hari lebih suka di depan laptop ketimbang main keluar," ujar Mariana.
Sebelumnya, Micko diketahui menonton Persebaya berlaga melawan PS Tira di Stadion Sultan Agung, Bantul pada Jumat (13/3). Sebelum pulang, Micko sempat mengirim pesan melalui Whatsapp kepada ibundanya jika posisinya sedang berada di kendaraan pukul 01.00 WIB.
Namun, sebelum dinyatakan meninggal dunia, Mariana mengaku mendapat kabar Micko sedang kritis di RSUD Dr Mawardi pukul 05.00 WIB.
Micko tewas diduga karena bentrok dengan warga. Bentrokan terjadi saat rombongan Bonek itu pulang dari Bantul usai mendukung tim kesayangannya. Lokasi bentrok dengan warga juga belum diketahui secara pasti dan jelas.
Peristiwa terjadi di seputaran Kota Solo, Sabtu (14/4/2018) dini hari. Selain satu orang korban meninggal, terdapat dua orang kritis dan sembilan orang luka-luka. Para korban tersebut dilarikan ke RSUD dr Moewardi, Solo. Saat ini jenazah korban meninggal masih berada di kamar jenazah. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini