"Deklarasi itu kan kalau ada tiket, kan kalau ada tiket dan juga belum tentu situasi kan berkembang ya, kita berpikir positif, sabar-sabarlah, kita cari yang terbaik," kata Prabowo, Kamis (5/4/2018).
Pernyataan Prabowo ini disebut pengamat politik terkait dengan tingkat keterpilihan (elektabilitas) yang menurun. Prabowo dinilai kesulitan mencari bakal cawapres dan rekan koalisi yang kuat.
"Jadi Prabowo mungkin berpikir bagaimana dengan suara kandidat alternatif lain yang suaranya beranjak naik," kata Direktur Eksekutif Media Survei Nasional, Rico Marbun.
Soal 'tiket' yang dimaksud Prabowo, disebut elite Gerindra terkait dengan parpol koalisi yang bisa mengusung calon di pilpres.
"Ya koalisi maksudnya. Bukan keragu-raguan, tetapi ini kan masih banyak waktu dan terutama ketika koalisi akan banyak berpengaruh terhadap calon wakil presiden tentunya. Sehingga dengan pertimbangan-pertimbangan yang ada, beliau tadi sudah sampaikan, sabarlah," ujar Waketum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.
Meski Prabowo belum bisa memastikan deklarasi pencapresan, dorongan agar Ketum Gerindra itu maju di pilpres tetap menguat. Dorongan ini datang dari pengurus dan kader Gerindra di daerah.
Sebanyak 34 DPD Gerindra di seluruh Indonesia memang sudah mendeklarasikan 'Prabowo Nyapres' pada Senin (12/3). DPD Gerindra menyebut Prabowo harus nyapres agar Indonesia menjadi 'macan Asia'.
Baca juga: Siapa 3 Bakal Cawapres Terkuat Prabowo? |
"Kami mohon doa masyarakat Indonesia agar kita betul-betul menjadi macan Asia, berdiri di kaki sendiri, inilah kesempatan. Oleh karenanya, kami mohon kesediaan Bapak Haji Prabowo karena kami siap untuk berjuang jiwa dan raga," ujar Ketua DPD Gerindra Jambi Sutan Adil Hendra.
Bukan cuma desakan agar Prabowo nyapres, elite Gerindra juga sudah menggodok nama-nama bakal cawapres pendamping Prabowo. Nama-nama calon itu sudah mengerucut menjadi 3-5 orang.
Bukan cuma dorongan serta persiapan menentukan calon pendamping Prabowo, kader Gerindra juga menyatakan kesiapan memenuhi logistik pilpres untuk memenangkan Prabowo.
"Kalau mengenai logistik, Pak Prabowo masih punya kemampuan logistik. Seluruh kader bahkan siap gotong royong dan urunan untuk Pilpres 2019," ujar Wasekjen Gerindra Andre Rosiade, Rabu (4/4).
Andre menegaskan Gerindra sudah final mencalonkan Prabowo. Dia menyebut Gerindra menutup rapat pintu bagi tokoh lain yang ingin jadi capres.
Sementara itu, menilik hasil survei sejumlah lembaga, elektabilitas Prabowo untuk maju di Pilpres 2019 masih di bawah Joko Widodo.
Indo Barometer, yang melakukan survei pada 23-30 Januari 2018, merilis elektabilitas Prabowo sebesar 19,1%, sedangkan Jokowi punya elektabilitas 32,7 persen. Populi Center, dalam survei yang dilakukan pada 7-16 Februari, menyebutkan elektabilitas Jokowi 52,8%, sedangkan Prabowo 15,4 persen.
Sedangkan survei terbaru dari PolcoMM Institute merilis elektabilitas Prabowo 29,67%, sedangkan Jokowi 49,08 persen. (fdn/van)