Ketua MKKS SMA Negeri Kota Malang, Tri Suharno, menjelaskan dalam pertemuan, Retno mengaku menjaga disiplin siswa. Tidak ada tujuan merendahkan martabat anak didik.
"Hehehe...iya itu (ucapan anak setan, anak miskin) seperti yang dikatakan siswa. Bu Retno mengaku sebagai bentuk upaya mendisiplinkan para siswa. Katanya tak memiliki tujuan merendahkan martabat siswa," ungkap Tri Suharno mengutip penuturan Dwi Retno kepada detikcom, Kamis (5/4/2018).
Sesuai amanah yang diberikan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Retno ditarik ke cabang Dinas Pendidikan setempat. Jabatannya akan diisi pelaksana tugas (plt). Langkah ini diambil karena proses belajar mengajar harus tetap berjalan. Apalagi dalam waktu dekat siswa kelas 12 akan ujian.
"Kami mendapatkan amanah dari Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur untuk menarik Bu Retno dari jabatannya sebagai kepala sekolah," tegasnya.
Tri Suharno yang juga pernah menjabat Kepala SMAN 2 Kota Malang ini, tak menanggapi detail soal ujaran kebencian sempat disampaikan Retno kepada siswa. Dia lebih mengarah pada keputusan Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur.
"Respons cepat diberikan bapak kepala dinas pendidikan, dengan menarik bu Retno sebagai kepala sekolah," ujarnya.
Tri Suharno mengaku telah meminta para siswa membersihkan coretan yang menempel pada fasilitas umum.
Retno hadir dalam pertemuan bersama MKKS, perwakilan siswa, orangtua siswa, polisi, TNI AD, dan berbagai pihak di sekolah. Namun usai pertemuan, ia tak diketahui keberadaannya. Belum bisa dikonfirmasi secara langsung soal demo dan tudingan anak didiknya. (trw/trw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini