Kapolsek Pelanggiran Iptu M Raffi, menjelaskan, pihaknya mengirimkan sejumlah personel ke sekolah tersebut untuk menjaga anak-anak. Hal itu dilakukan supaya anak-anak aman saat belajar.
"Sudah (aktif kembali). Kemarin memang sempat tutup karena ada konflik itu. Sekarang sudah aktif kembali sekolah itu," kata Raffi kepada detikcom, Kamis (29/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sekolah jarak jauh itu ada 34 siswa. Mereka terdiri dari kelas I hingga kelas IV. Mereka sempat libur pascaterjadi konflik harimau Bonita dengan warga.
Selain sekolah, polisi juga menempatkan 1 regu untuk berjaga-jaga di dusun. Dia menambahkan, kondisi di dusun tersebut tetap kondusif.
"Satu regu tim terpadu masih tetap berjaga di kampung tersebut. Ini untuk antisipasi dan memberikan rasa nyaman. Jadi sekolah itu sudah aktivis kembali. Proses belajar mengajar sudah berjalan normal," kata Raffi.
Bonita menyerang dua orang warga hingga tewas. Korban pertama Jumiati yang tewas diterkam satwa buas itu pada 3 Januari 2018. Dua bulan kemudian, kembali terjadi konflik. Seorang warga Yusri tewas diserang Bonita pada 10 Maret 2018.
Pascakonflik, hingga kini tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau masih berada di lokasi dibantu TNI/Polri dan aktivitis lingkungan. Mereka bertugas untuk mengevakuasi Bonita. Namun hingga kini Bonita belum berhasil ditangkap. Satwa yang dilindungi dan kondisinya sudah langka itu masih berkeliaran di lokasi tersebut.
(cha/rvk)