Hal ini terjadi saat Komisi III DPR rapat bersama Jaksa Agung M Prasetyo. Rapat ini sempat menyinggung soal travel umrah bodong.
Arteria meminta kejaksaan tak hanya menginventarisir biro umrah bodong. Dia meminta kejaksaan ikut mencegah dan menindak. Saat itu, Arteria mengemukakan kekesalannya hingga akhirnya menyebut Kemenag dan orang yang ada di dalamnya 'bangsat'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arteria mengaku pernah mengucapkan hal serupa ke Kemenag saat memprotes soal travel umrah. Dia mengaku tak terima jika masyarakat yang tertipu tawaran umrah murah dipersalahkan.
"Saya ngomong aja. (Pak Menteri Agama) bilang, 'Makasih, Pak Arteri,'" ucapnya.
"Mana ada di republik ini publik disalahkan, 'Kok kalian percaya biaya haji umrah murah? Ya terang aja kalian ditipu.' Itu yang saya katakan sakit. Negara harus hadir di sini, Pak," sebutnya sembari menyinggung nama-nama travel umrah, seperti Abu Tours dan First Travel.
Siapakah Arteria?
Arteria Dahlan dilantik menjadi anggota DPR pada 23 Maret 2015. Dia duduk di Senayan menjadi Pejabat Antar Waktu (PAW) DPR-RI periode 2014-2019 menggantikan Djarot Syaiful Hidayat.
Saat itu, Djarot resmi diberhentikan sebagai anggota dewan setelah ditunjuk menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk mendampingi Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Menggantikan Djarot, Arteria pun duduk di Komisi II yang membidangi pemerintahan dalam negeri, otonomi daerah, aparatur-reformasi birokrasi, dan kepemiluan.
Namun, pada pertengahan Juni 2017, Arteria berpindah tugas ke Komisi VIII DPR-RI yang membidangi agama, sosial, dan pemberdayaan perempuan. Kemudian, sejak 11 September 2017 Arteria mulai bertugas di Komisi III yang membidangi hukum, HAM, dan keamanan.
Pria kelahiran Jakarta, 42 tahun yang lalu ini adalah seorang pengacara dan pemilik Kantor Hukum Arteria Dahlan Lawyers. Di partai berlambang banteng moncong putih ini Arteria menjabat sebagai Ketua Badan Bantuan Hukum dan Advokasi DPP PDIP.
Sebagai politikus, Arteria memang kerap membuat pernyataan-pernyataan bombastis. Sebelumnya, dia meminta pimpinan KPK memanggil para anggota dewan dengan sebutan 'yang terhormat'.
Arteria mempersoalkan panggilan itu karena KPK tak pernah menggunakan sebutan 'yang terhormat' selama rapat dengan Komisi III DPR. Arteria mengatakan panggilan tersebut dipakai Presiden Joko Widodo maupun Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
"Saya menunggu dari lima Saudara-saudari komisioner, tidak pernah terucap 'anggota Dewan yang terhormat'. Kami, Pak Jokowi sendiri kalau ketemu, walaupun Arteria masih b***sat, dia katakan 'yang terhormat'. Pak Kapolri mengatakan 'yang mulia'," kata Arteria di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (11/9/2017) lalu.
Menurut Arteria, DPR selama ini selalu membela KPK. Namun akhir-akhir ini KPK, menurutnya, sudah kelewatan.
"Selama ini kita pembela KPK. Tidak pernah terucap apa yang dilakukan KPK melenceng. Ini sudah enough-lah," ucap dia.
(jbr/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini