"Dipanggil (pihak Kemlu) untuk tanda tangan proses pemakaman. Di sana dia belum dikuburin dan jenazahnya nggak bisa dibawa ke sini karena biaya juga, pas ditemuin juga jenazahnya sudah busuk," kata Insya di Kantor Kemlu, Jalan Pejambon No 6, Jakarta Pusat, Rabu (28/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Selain itu, Insya datang ke Kemlu untuk memberikan informasi kepada pihak Kemlu terkait Bilal Abdul Fateen, WN AS yang diduga membunuh Enen. Insya menegaskan bahwa hubungan Bilal dan Enen adalah suami istri.
"Selain itu saya mau kasih bukti atau informasi kalau Bilal itu masih pembebasan bersyarat dan saya kasih bukti Bilal itu sering KDRT dan mama saya bukan pacarnya tetapi istri sahnya," ujar Insya.
"Saya intinya nggak terima sama perlakuan Bilal itu," sambungnya.
Insya datang dan langsung masuk ke bagian Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kemlu. Insya datang ditemani temannya.
Sebelumnya dilansir dari Nokor Thom Daily, Enen disebut sebelumnya menginap di Hometown Suite Hotel di Kamboja tersebut bersama Bilal Abdul Fateen. Mereka diketahui menginap di hotel itu sejak 19 Maret 2018, kemudian mayat Enen ditemukan pada 25 Maret 2018.
Penemuan mayat Enen berawal dari kecurigaan staf hotel yang mencium bau busuk dari kamar itu. Kemudian, mereka mendobrak pintu kamar dan menemukan Enen yang telah tewas. Mereka kemudian menghubungi polisi. Sedangkan, keberadaan Bilal tengah dicari polisi.
(imk/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini