"Cerita mama saya, kenal di situs tahun 2014. Setelah itu ketemuan di Sarinah, di Hotel Ibis, Bilal baru datang dari luar negeri, dia warga negara Amerika tapi di sana ada kasus," ucap anak sulung Enen, Insya Maulida (25), ketika ditemui detikcom di rumah duka, Jalan Barkah nomor 6, Ciganjur, Jakarta Selatan, Rabu (28/3/2018).
Saat pertemuan itu, Enen ditahan Bilal di kamar hotel. Bilal disebut mengajak Enen menikah meski memiliki istri juga di Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mama saya diinterogasi, mama saya cerita, mama saya nggak boleh pulang semalaman. Mama saya nggak tidur, terus dia (Bilal) minta izin katanya mau nikah lagi, mama saya awalnya nggak mau dipoligami, akhirnya mama saya diusir," ucap Insya.
Seminggu setelah itu, Bilal kembali menghubungi Enen. Saat itu, Bilal disebut berurusan dengan polisi terkait kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dengan istrinya.
"Seminggu setelah itu mama saya ditelepon, katanya Bilal lagi di polsek daerah Thamrin, minta tolong. Mama saya ngurus di penjara selama 3 tahun, dia divonis 7 tahun, akhirnya dapat pembebasan bersyarat tahun kemarin," ujar Insya.
Keduanya akhirnya memutuskan untuk nikah siri. Tak lama berselang, Enen dan Bilal menikah secara sah pada 2015.
Baca juga: Warga Jakarta Dibunuh WN Amerika di Kamboja |
"Awalnya nikah siri, mungkin Bilal cari informasi kalau mau bebas bersyarat harus punya keluarga di sini," ucap Insya.
Sebelumnya dilansir dari Nokor Thom Daily, Enen disebut sebelumnya menginap di Hometown Suite Hotel di Kamboja tersebut bersama Bilal Abdul Fateen. Mereka diketahui menginap di hotel itu sejak 19 Maret 2018, kemudian mayat Enen ditemukan pada 25 Maret 2018.
Penemuan mayat Enen berawal dari kecurigaan staf hotel yang mencium bau busuk dari kamar itu. Kemudian, mereka mendobrak pintu kamar dan menemukan Enen yang telah tewas. Mereka kemudian menghubungi polisi. Sedangkan, keberadaan Bilal tengah dicari polisi.
(abw/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini