Jumadi, salah seorang nelayan di Pantai Congot mengakui dalam beberapa hari terakhir ini nelayan tidak pergi melaut karena faktor cuaca.
"Selama dua tiga hari ini tidak masuk, karena gelombang tinggi, gak berani nelayan. Ada nelayan yang bilang gelombang tinggi banget, 3-4 meter," ujarnya, ditemui di Pantai Congot, Jumat (23/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pantauan di lokasi, tampak kapal-kapal nelayan diparkir di atas pasir pinggir pantai. Beberapa terlihat diikat memakai tali. Juga tampak jaring ikan yang terbungkus terpal ditaruh di samping kapal.
"Kalau gelombang tinggi, cuaca tidak mendukung, pasti (nelayan) tidak ada yang berani masuk," jelas Jumadi.
![]() |
Diberitakan sebelumnya, BMKG mengimbau kepada para nelayan pantai selatan DIY agar mewaspadai gelombang tinggi laut. Kondisi ini dampak dari siklon tropis Marcus yang melintasi wilayah Samudera Hindia, atau selatan Pulau Jawa. Peringatan dini dikeluarkan BMKG sejak 21 Maret kemarin hingga 26 Maret 2018.
Baca juga: Siklon Marcus Jauhi Indonesia, Gelombang Laut Masih Tinggi
Siklon tropis Marcus terdeteksi melintasi wilayah Samudera Hindia atau tepatnya di selatan Pulau Jawa selama 24 jam terakhir. Saat ini posisinya menjauhi wilayah Indonesia ke arah selatan-barat daya. Namun dampak siklon yang tumbuh dari wilayah Australia itu masih dirasakan di pesisir selatan Jawa.
"Posisi hari ini, siklon tropis Marcus di sebelah barat Australia atau di selatan Jawa, dengan jarak sekitar 1.450 km. Tapi kondisi ini masih menyebabkan adanya peningkatan tinggi gelombang di selatan Jawa termasuk Yogyakarta, berkisar 2,5-4 meter," kata Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Yogyakarta, Djoko Budiyono, melalui keterangan tertulis yang diterima detikcom, Jumat pagi.
Bagi nelayan serta masyarakat yang tinggal di pesisir selatan, lanjut Djoko, agar mewaspadai dan berhati-hati terhadap gelombang tinggi khususnya ketika melaut. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini