Mohamad Rifai, warga Dusun Putuk Tranjang, Desa Munggung, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo ini tak lagi sanggup melakukan aktivitas. Tubuhnya juga seolah-olah tinggal tulang dibalut kulit.
Berat badannya yang semula 50 kg kini hanya tinggal 30 kg. Penyebabnya adalah tiap kali Rifai selesai makan, ia langsung buang air besar sehingga asupan nutrisi makanan pun tak terserap dengan baik.
Belakangan, tepatnya di tahun 2017, Rifai akhirnya didiagnosis menderita kanker usus stadium 3.
"Dulu sebelum sakit, Rifai suka makan pedas. Bikin nasi goreng saja cabainya 25 biji," tutur ayah Rifai, Kateno kepada detikcom, Kamis (22/3/2018).
Tidak hanya suka makanan pedas, kebiasaan Rifai menunda makan membuat pencernaannya semakin bermasalah. Ditambah lagi dengan padatnya aktivitas sekolah serta kebiasaan suka pilih-pilih makanan membuat Rifai menderita asam lambung.
"Saat sakit asam lambung itu diperiksa dan kata dokter ada ambeien, sempat dioperasi dan sembuh, namun beberapa waktu kemudian didiagnosa sakit kanker usus stadium 3," terang Kateno.
Tak hanya kurus kering, Rifai juga sering meringis menahan sakit. "Setiap hari Rifai selalu minta pijat mengeluhkan badannya yang sakit," imbuh Kateno.
Keluarga pun sudah mengusahakan kesembuhan Rifai. Salah satu dokter di RS Madiun menyarankan Rifai dioperasi dan dibuatkan saluran pembuangan melalui perutnya.
"Tapi saya keberatan, nanti anak saya seumur hidup bawa alat itu," tegas Kateno.
Kateno yang kesehariannya bekerja sebagai petani pun mengaku sedih melihat kondisi putra semata wayangnya yang semakin hari semakin memprihatinkan. "Saya sudah mengusahakan pengobatan alternatif tapi belum ada kemajuan. Saya berharap ada perhatian dari pemkab untuk membantu pengobatan anak saya supaya segera sembuh lagi," pungkas Kateno.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini