Mujiono saat ditemui detikcom di rumahnya menuturkan, ia mulai menggeluti dunia bisnis sejak SMA. Usaha yang dibangun sejak kecil itu kemudian terus bergerak menjadi besar.
"Saya terus berusaha hingga bisa mengembangkan berbagai jenis usaha, usaha yang saya jalankan macam-macam, ada bisnis ikan gurami, kemudian jual beli gula, cucian mobil serta pakan ikan," ujarnya, Rabu (21/3/2018).
Menurut Mujiono, geliat bisnisnya dalam bidang perikanan sampai menembus beberapa kota besar di Pulau Jawa, termasuk Ibu Kota Jakarta. Pada saat puncak kejayaan, dalam satu bulan perputaran keuangan perusahaan yang ia kelola bisa mencapai antara Rp 10 hingga Rp 20 miliar.
"Dari perkembangan bisnis itulah kemudian saya mendapatkan modal bisnis dari BCA Rp 6 miliar," kata bapak tiga anak ini.
Namun gurita bisnisnya tidak berjalan mulus. Uang yang digelontorkan untuk berbagai jenis usahanya banyak yang tersendat, sehingga perputaran uang perusahaan menjadi terganggu.
"Saya akhirnya jual beberapa tempat usaha untuk membayar utang saya di bank, termasuk rumah saya yang di Sumberejo Kulon ini saya jual untuk membayar utang yang macet selama dua tahun ini," imbuhnya.
Mujiono mengaku meskipun mengalami keterpurukan di beberapa bidang usaha, ia tetap berusaha bangkit. Salah satunya bisnis air minum dalam kemasan. Di rumah yang cukup megah tersebut, Mujiono memiliki pabrik berskala kecil dengan mempekerjakan 11 karyawan.
"Ini air minum oksigen. Alhamdulillah saat ini pemasaran sudah sampai beberapa kota termasuk Kalimantan," jelasnya.
Sisa kredit macet Rp 6 miliar rencananya akan dibayar Mujiono ke BCA Tulungagung, Senin (19/3). Namun ternyata hanya ada uang mainan di kardus yang diperolehnya dari pembeli rumah bernama Ali. Polres Tulungagung turun tangan dalam kejadian ini. (trw/trw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini