.webp)
Jadi buah yang memiliki nama latin Mamey sapote (Pouteria sapota) merupakan species tanaman pohon sawo dari Amerika Tengah, berbuah tidak lagi mengenal musim.
"Meski memasuki musim penghujan, bakal buah sawo tidak semuanya rontok hanya beberapa saja yang rontok," kata Zaky saat ditemui detikcom di rumahnya Jalan Rumpuk, Kelurahan Kertosari, Selasa (20/3/2018).
Alumni Universitas Brawijaya ini mengaku jika dalam satu cabang ada lima bakal buah, nantinya bakal rontok dan menyisakan 2 buah utama. "Nantinya buah yang ada tersebut akan semakin membesar hingga bobotnya 1-2,7 kg," imbuh Zaky.
 Sawo raksasa Zaky yang mulai bermunculan di pohon/ Foto: Charolin Pebrianti |
Dan bila di pohon sudah ada sawo raksasa, maka muncul bunga yang menandakan bakal berbuah lagi. "Meski di pohon sudah ada yang besar dan buahnya sudah memiliki berat 1 Kg, saat ini sudah ada bunga dan ada bakal buah lagi," jelas Zaky.
Sementara untuk sawo raksasa yang sudah panen 2 kali ini, Zaky mengaku menjualnya bukan per kg, melainkan per buah. "Satu buah berkisar Rp 250-300 ribu tergantung ukurannya," tegas Zaky.
Rasa yang ditawarkan sawo raksasa ini hampir sama dengan sawo pada umumnya, namun tidak berair dan lebih kesat. "Selain itu rasanya manis dan ukurannya besar, jadi puas banget kalau makan," ujar Zaky.
Tidak hanya menjual buah sawo, Zaky pun menjual bibit cangkokan sawo miliknya. Mulai harga Rp 1-3 juta, tergantung tinggi rendahnya cangkokan. "Saya melakukan perbanyakan bibit dengan cara cangkok dan sambung susuh," tandasnya.
(fat/fat)
