Berdasarkan survei Median, Kamis, 22 Februari 2018, terlihat elektabilitas Gatot dan Anies masih di bawah bayang-bayang Jokowi dan Prabowo. Hasil survei menyatakan Jokowi memperoleh 35%, Prabowo 21,2%, Gatot Nurmantyo 5,5%, dan Anies Baswedan 4,5 persen.
Gatot dan Anies sulit maju karena belum ada dukungan dari parpol. Kesulitan terutama bagi Gatot, yang sama sekali belum berkecimpung di dunia politik praktis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, syarat untuk maju sebagai pasangan capres-cawapres harus memenuhi presidential threshold 20-25 persen. Itu berarti pasangan yang akan maju harus memenuhi minimal dukungan parpol atau gabungan parpol dengan 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara nasional Pemilu 2014.
Wasekjen PKB Daniel Johan menyebut memang hak setiap warga negara untuk maju dalam pemilihan umum. Hanya, dia mengingatkan soal syarat ambang batas capres yang diamanatkan dalam UU Pemilu.
"Hak setiap warga negara untuk dipilih dan memilih yang harus dihormati, yang penting berjalan sesuai konstitusi saja, tantangannya mungkin masalah dukungan partai yang wajib 20 persen, apa Pak Gatot sudah punya?" ungkap Daniel kepada wartawan, Kamis (15/3).
![]() |
Beralih ke Anies, meski berdasarkan survei Median berada di urutan buncit, dia sudah pernah terjun ke panggung politik. Anies berhasil meraih kemenangan di pentas Pilgub DKI 2017 dengan mengalahkan petahana waktu itu.
Namun saat ditanya apakah dirinya akan ke Pilpres 2019, Anies memilih menjawab 'tidak'. Anies memberi jawaban meyakinkan, 'no no no', saat ditanya apakah dirinya akan ke Pilpres 2019.
"No, no, no, no. Kan sekarang sudah ada calonnya. Ada Pak Jokowi, ada Pak Prabowo. Sudah selesai. Saya ngurusin Jakarta," kata Anies di Lapangan Arcici, Rawasari, Jakarta Pusat, Minggu (11/3) lalu.
Baca juga: Anies Say No To Capres, Serius? |
Awak media yang mewawancarainya kembali bertanya kepada Gubernur DKI Jakarta itu. Kali ini, Anies ditanya soal peluangnya maju di Pilpres 2019 sebagai calon wakil presiden.
Anies kembali memberi jawaban serupa. Mantan Mendikbud ini mengatakan ingin tetap fokus mengurus Ibu Kota.
"Jadi udah Pak Jokowi dan Pak Prabowo. Saya ngurusin Jakarta," ujarnya.
Baca juga: Jokowi 'Nggak Mikir', Kalau Anies 'No No No' |
![]() |
Nama Anies sebenarnya sudah beberapa kali disebut oleh pengurus parpol. PAN dan Gerindra menyebut nama Anies sebagai capres alternatif.
PAN membuka opsi membentuk poros baru di Pilpres 2019. Sejumlah nama, seperti eks Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Gubernur DKI Anies Baswedan, dipertimbangkan diusung poros baru.
Di luar dorongan agar Anies ikut berkontestasi juga ada suara yang memintanya mengurus Jakarta. Salah satunya disampaikan mantan Kepala Staf Kostrad Majyen (Purn) Kivlan Zen. Meski begitu, menurutnya, tak tertutup kemungkinan jika ada yang mengusulkan Anies untuk maju.
"Jangan dululah, selesaikan dulu Jakarta. Baru sebentar duduk masak mau langsung jadi calon presiden atau wakil presiden, nanti kayak Jokowi lagi, tiba-tiba," ujar Kivlan setelah menghadiri silaturahmi menuju Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Kamis (8/3). (rvk/ear)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini