"Secara normatif, itu hak dia kan? Lagipula hingga hari ini kita belum tahu Pak GN (Gatot Nurmantyo) ini akan berangkat dari partai mana. Kecuali ya, dia jadi cawapres untuk Jokowi. Adanya parpol pengusung menjadi kurang penting. Dari sisi elektabilitas kupikir saat ini masih terlalu dini untuk dianggap ancaman," kata Khairul kepada detikcom, Kamis (15/3/2018).
Khairul kemudian memberi perhatian terhadap latar belakang Gatot sebagai seorang militer. Ia berharap agar ke depan, jika rencana politik Gatot terpenuhi, para pihak yang terlibat khususnya partai-partai politik tidak menajamkan dikotomi militer dan sipil. "Terkait latar belakangnya sebagai figur militer, kita perlu mengingatkan partai, elit-elit politik dan siapapun yang berkepentingan dengan pencalonan GN ini untuk berhati-hati. Jangan menajamkan dikotomi militer-sipil," imbaunya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Gatot mengaku tak ingin membahas pencapresannya karena masih menjadi prajurit aktif. Namun ia tak menutup kemungkinan menjadi capres jika setelah pensiun nanti diminta oleh masyarakat.
"Kita lihat nanti. Apabila rakyat menghendaki, lain ceritanya," kata Gatot di acara Mata Najwa, yang disiarkan langsung oleh Trans7, Rabu (14/3) kemarin.
"Sekarang saya masih menjadi seorang prajurit. Tetapi ya, apabila rakyat menginginkan, itu menjadi tanggung jawab," pungkasnya
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini