Pengamat Militer: Elektabilitas Gatot Bukan Ancaman

Pengamat Militer: Elektabilitas Gatot Bukan Ancaman

Parastiti Kharisma Putri - detikNews
Jumat, 16 Mar 2018 08:10 WIB
Foto: Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo di Maulid Akbar Nabi Muhammad SAW (dok. TNI)
Jakarta - Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memberikan isyarat akan maju sebagai capres dalam pertarungan Pilpres 2019 usai dirinya pensiun. Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menilai terlalu dini jika isyarat Gatot untuk nyapres tersebut dikatakan sebagai ancaman mengingat elektabilitas Gatot yang cenderung lemah.

"Secara normatif, itu hak dia kan? Lagipula hingga hari ini kita belum tahu Pak GN (Gatot Nurmantyo) ini akan berangkat dari partai mana. Kecuali ya, dia jadi cawapres untuk Jokowi. Adanya parpol pengusung menjadi kurang penting. Dari sisi elektabilitas kupikir saat ini masih terlalu dini untuk dianggap ancaman," kata Khairul kepada detikcom, Kamis (15/3/2018).

Khairul kemudian memberi perhatian terhadap latar belakang Gatot sebagai seorang militer. Ia berharap agar ke depan, jika rencana politik Gatot terpenuhi, para pihak yang terlibat khususnya partai-partai politik tidak menajamkan dikotomi militer dan sipil. "Terkait latar belakangnya sebagai figur militer, kita perlu mengingatkan partai, elit-elit politik dan siapapun yang berkepentingan dengan pencalonan GN ini untuk berhati-hati. Jangan menajamkan dikotomi militer-sipil," imbaunya.
Tantangan yang akan dihadapi oleh bangsa Indonesia ke depan, dikatakan oleh Khairul, adalah tantangan yang bersifat non-militer. Untuk itu, figur berlatar belakang militer dalam kepemimpinan negara Indonesia dinilai tidak memiliki makna yang signifikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sementara itu, kalau kita lihat dari faktor ancaman dan tantangan yang dihadapi negara ini ke depan, di mana yang akan dihadapi lebih banyak bersifat nirmiliter (non-militer). Kepemimpinan militer tak punya makna yang signifikan," ujarnya.

Sebelumnya, Gatot mengaku tak ingin membahas pencapresannya karena masih menjadi prajurit aktif. Namun ia tak menutup kemungkinan menjadi capres jika setelah pensiun nanti diminta oleh masyarakat.

"Kita lihat nanti. Apabila rakyat menghendaki, lain ceritanya," kata Gatot di acara Mata Najwa, yang disiarkan langsung oleh Trans7, Rabu (14/3) kemarin.

"Sekarang saya masih menjadi seorang prajurit. Tetapi ya, apabila rakyat menginginkan, itu menjadi tanggung jawab," pungkasnya
(yas/bag)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads