"Iya benar (dilirik, ada komunikasi). Itu kan sudah tidak bisa dibantah. Dirahasiakan kan nggak bisa, kan sudah ada di koran semua, partainya sudah masing-masing menyebut nama saya," ujar Mahfud saat dimintai keterangan, Jumat (16/3/2018).
Baca juga: Mahfud MD Comeback di Pilpres 2019? |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun hingga kini masih enggan menjawab kesediaannya menjadi cawapres di Pilpres 2019. Menurut Mahfud, ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh seorang cawapres. Ia menyebut soal popularitas, elektabilitas, akseptabilitas, dan modal uang.
Mahfud pun bergurau, ia tak punya modal logistik yang cukup untuk maju ke gelanggang pilpres. Karena itu, ia menyerahkan keputusan ke tangan partai-partai.
"Menjadi calon presiden atau cawapres itu kan biasa ada popularitas, akseptabilitas diterima oleh semua kalangan, lalu elektabilitas tingkat keterpilihan. Kemudian ada lagi satu yang sering menjadi guyonan itu isi tas (uang). Nah, saya nggak punya isi tas," ucap eks Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu.
"Tapi kalau nggak masalah, silakan saja. Saya nggak akan ikut campur," imbuhnya.
Nama Mahfud MD belakangan masuk di bursa cawapres, khususnya untuk mendampingi Jokowi di Pilpres 2019. Mahfud pun mengakui ada jalinan komunikasi politik dengan parpol pengusung Jokowi.
Sementara itu, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani juga menyatakan sosok Mahfud sebenarnya masuk di radar cawapres Prabowo. "Pak Mahfud itu kan Ketua Alumni KAHMI. Dilirik, dilirik. Wong waktu gubernur saja dilirik, kita minta, ya dibincangkan. Kan kita belum sempat bicara. Dibincangkan," ujar Muzani, Kamis (15/3). (tsa/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini