Berikut status Agung sebagaimana dikutip detikcom, Selasa (13/3/2018).
Pelaku sangat profesional yang kompeten dan mempunyai skill mengaburkan bukti dan jejak. Di mana dinasnya mungkin almarhum pernah mendholimi orang.
Tapi yang tidak saya habis pikir, kenapa rasa sakit itu dilampiaskan pada almarhum juga sudah lepas dinas. Rapuh di rumah sendirian, tua renta dan sering sakit.
Kenapa dendam itu tidak ditimpakan kepada saya saja, anaknya. Hitam, kelam, lembab dan dingin dunia polisi.
#AyahkuPolisi #TidakSemuaPolisiJahat #PolisiTawadhu #GerakanMelawanMediaKoplak.
Hingga saat ini, Agung belum bisa dikonfirmasi. Pun halnya dengan saudara atau anggota keluarganya.
Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Frans Barung mengatakan siapapun boleh mencurahkan isi hati.
"Itu hak seseorang, sebagai bentuk isi hatinya dan status (WhatsApp) memang dikirim (ditulis) yang bersangkutan (putra almarhum)," terang Barung saat dikonfirmasi detikcom.
Baca juga: Ini Penyebab Kematian Eks Wakapolda Sumut |
Barung menjelaskan status itu tak mempengaruhi fokus penyelidikan. Sampai saat ini masih dalam proses.
"Polisi tidak terpengaruh dengan itu," tandasnya.
Agus Samad (75) ditemukan meninggal di halaman belakang rumahnya di Perum Bukit Dieng, Pisang Candi, Sukun, Kota Malang, Sabtu (24/2/2018). Korban hanya mengenakan celana pendek dan kaos. Kedua kakinya terikat tali rafia, kedua pergelangan tangan terluka sayat. (trw/trw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini