"Pascaterjadi serangan harimau yang menewaskan seorang warga, masyarakat di sekitaran lokasi konflik mengalami trauma. Warga memang merasa takut atas peristiwa tersebut," kata Bhabinkamtibmas Desa Tanjung Simpang, Brigadir Erwin A dalam perbincangan dengan detikcom, Minggu (11/3/2018).
Erwin bersama dengan tim BBKSDA Riau tetap berada di Kecamatan Pelangiran, Inhil. Petugas pun menyambangi rumah warga untuk menyampaikan pesan agar masyarakat tetap berhati-hati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Erwin, Dusun Sinar Danau adalah lintasan harimau. Wilayah tersebut satu hamparan yang berdekatan dengan Suaka Margasatwa Kerumutan.
"Warga mengakui jika wilayah mereka bagian dari jelajah harimau," kata Erwin.
Sebagaimana diketahui, Yusri, buruh bangunan menjadi korban serangan harimau pada Sabtu (10/3) malam. Saat sore hari, harimau bernama Bonita itu berada di bawah tempat Yusri membangun sarang burung walet. Harimau baru pergi menjelang magrib tiba.
Sebenarnya, warga sekitar dan tim sudah meminta agar buruh bangunan itu pulang melalui jalur sungai. Namun, empat buruh bangunan tadi pulang melalui jalur di mana harimau tadi melintas. Imbasnya, mereka kepergok dan harimau langsung menyerang.
Harimau yang memangsa Yusri, diduga kuat juga memangsa Jumiati pada 3 Januari 2018 lalu. Sudah dua bulan tim BBKSDA Riau 'memburu' Bonita untuk dievakuasi, namun belum berhasil.
Berbagai upaya telah dilakukan, seperti memasang box trap dengan umpan kambing jantan. Bonita tak tergoda untuk memangsa kambing itu. Upaya lain, dalam sepekan ini tim menebar umpan daging di sejumlah titik, dengan harapan umpan yang sudah disuntikan bius itu disantap Bonita. Pun upaya ini belum juga berhasil. Korban Jumiati yang pertama dimangsa Bonita adalah karyawan perkebunan sawit PT Tabung Haji Indo Plantations (THIP) asal Malaysia. (cha/aik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini