Demikian disampaikan Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono dalam keterangan tertulisnya kepada detikcom, Minggu (11/3/2018). Pihaknya mendapat kabar ada harimau di pemukiman penduduk pada Sabtu (10/3) sore.
Harimau yang diberi nama Bonita yang sudah dua bulan belum tertangkap pascamemangsa Jumiati di perkebunan sawit PT Tabung Haji Indo Plantations (THIP). Berikut kronologi yang disampaikan Suharyono:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim mendapat telepon dari warga adanya harimau di Kampung Danau.
Pukul 17.00 WIB
Tim BKSDA tiba di lokasi di Kampung Danau. Tim langsung menuju tempat kejadian di belakang rumah warga. Biuspun sudah disiapkan untuk menembak harimau tersebut.
"Namun jarak tembak tidak memungkinkan, maka tidak terjadi penembakan bius," kata Suharyono.
Sore itu, harimau yang diduga Bonita itu dari perkampungan masuk ke kembali ke kebun sawit PT THIP. Harimau kembali bergerak 100 meter dan berhenti di dekat bangunan walet.
"Tim saat itu bergerak ke samping rumah warga. Saat harimau berhenti mendekati bangunan sareng walet, ada empat pekerja di lokasi saat itu," ujarnya.
Pukul 18.25 WIB
Ketika dipantau dari rumah warga, hitungan sekitar 5 menit harimau kembali bergerak mendekat ke bangunan walet yang jaraknya sekitar 50 meter.
"Harimau berhenti di bangunan barung walet itu pukul 18.25 WIB. Tapi harimau itu kembali bergerak menuju ke rumah bidan desa tadi," kata Haryono.
Melihat pergerakan harimau, tim pun kembali mundur mendekat ke rumah. Saat harimau meninggalkan bangunan walet, warga setempat memberitahukan kepada buruh bangunan agar pulang ke arah sungai. Ini diberi petunjuk agar posisinya menjauh dari harimau tersebut.
"Tanpa sepengetahuan tim dan warga sekitar, rupanya buruh bangunan ini meninggalkan lokasi justru berjalan ke arah harimau," kata Haryono.
Melihat buruh bangunan itu menuju ke satwa buas itu, harimau pun langsung menyerang. Posisi tim dan warga saat itu berjarak sekitar 200 meter dari lokasi konflik.
"Tim mendengar ada teriakan, tim mencoba mendekat di kegelapan. Warga langsung mencoba membantu. Saat itu warga dan tim baru tahu kalau ada empat pekerja," ucapnya.
Saat ditemukan warga dan tim, hanya terlihat 3 pekerja saja. Satu pekerja lagi terpisah dari rekannya yaitu Yusri Effendi. Tak lama, korban ditemukan di semak rawa-rawa dalam keadaan tak sadarkan diri.
"Setelah diperiksa, lehernya bekas gigitan harimau. Korban tewas," tuturnya. (cha/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini