Seperti dilansir Reuters, Senin (5/3/2018), Gedung Putih dalam pernyataan terbaru pada Minggu (4/3) waktu setempat menyebut pesawat tempur Rusia melakukan misi pengeboman di wilayah Ghouta Timur yang terus dikepung rezim Presiden Bashar al-Assad, sekutu Rusia. Bombardir Rusia itu jelas bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) soal gencatan senjata di Suriah.
Disebutkan Gedung Putih, jet tempur Rusia itu lepas landas dari Pangkalan Udara Humaymim di Suriah dan melakukan sedikitnya 20 kali misi pengeboman dalam sehari. Bombardir itu disebut dilakukan di wilayah Damaskus dan Ghouta Timur antara 24 - 28 Februari lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun tidak disebutkan lebih lanjut apakah jet tempur Rusia memang menjatuhkan bom-bomnya. Hal ini lebih sulit dilacak dibandingkan melacak rute penerbangan jet tempur Rusia dengan radar AS. Namun AS secara langsung menuding Rusia membunuh warga sipil di Suriah.
"Rusia terus mengabaikan batasan (gencatan senjata PBB) dan terus membunuh warga sipil yang tidak berdosa dengan dalih operasi menangkal terorisme," sebut Gedung Putih dalam pernyataannya.
Sebelumnya pada Minggu (4/3) waktu setempat, Presiden Assad bersumpah akan terus melakukan operasi militer untuk merebut kembali Ghouta Timur dari para pemberontak. Penegasan ini disampaikan Assad meskipun dunia internasional menyerukan penghentian pertumpahan darah di Ghouta Timur.
Pasukan Assad dilaporkan telah merebut kembali seperempat wilayah Ghouta Timur menyusul serangan-serangan yang gencar dilakukan selama dua pekan terakhir. Kelompok militan setempat menyebut operasi rezim Assad sebagai operasi 'bumi hangus'.
"Mayoritas warga di Ghouta Timur ingin lepas dari terorisme. Operasi harus berlanjut," kata Assad kepada wartawan dalam pidato yang disiarkan televisi pemerintah Suriah.
Gempuran udara di Ghouta Timur sejak 18 Februari lalu dilaporkan telah menewaskan 659 orang. Komisioner Tinggi PBB untuk HAM pada Jumat (2/3) menyebut gempuran udara rezim Suriah di Ghouta Timur kemungkinan mengarah pada kejahatan perang.
Dalam pernyataannya, Gedung Putih menyerukan agar pasukan pro-Assad 'segera melakukan gencatan senjata demi infrastruktur medis dan warga sipil'.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini