PAN: Tidak Fair Jokowi-PSI Bertemu di Istana Bahas Politik Praktis

PAN: Tidak Fair Jokowi-PSI Bertemu di Istana Bahas Politik Praktis

Aditya Mardiastuti - detikNews
Jumat, 02 Mar 2018 15:52 WIB
Wasekjen PAN Saleh Partaonan Daulay (Foto: Dok. Istimewa)
Jakarta - Pertemuan pengurus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara mendapat kritik. Salah satu yang dipersoalkan adalah lokasi pertemuan di Istana Negara.

"Pertama, baik Jokowi dan PSI itu dipersilakan bertemu untuk membicarakan persoalan politik kebangsaan dalam rangka membahas Indonesia yang lebih baik. Itu malah justru bagus, siapapun boleh apalagi presiden," ujar Wasekjen PAN Saleh Partaonan Daulay saat dihubungi via telepon, Jumat (2/3/2018).


Namun, menurut Saleh pertemuan untuk membahas politik praktis di Istana Negara merupakan hal yang tidak elok. Saleh berpendapat sebaiknya pembahasan politik praktis itu dibahas di luar Istana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kedua yang dipersoalkan orang kan tempatnya, apakah Presiden Jokowi pantas mengundang partai-partai politik untuk membicarakan kepentingan politik sektoral di Istana. Semestinya kalau yang berbicara di Istana itu kan politik pembangunan, politik kebangsaan tanpa ada kepentingan sektoral. Nah menurut saya kalau ada pembicaraan itu sebaiknya dilakukan di luar istana," ujarnya.


Saleh menuturkan selama ini Presiden Jokowi juga dikenal rajin mengunjungi tokoh-tokoh untuk melakukan silaturahmi. Jika memang ingin mendapatkan masukan dari PSI, menurut Saleh, Jokowi tinggal menemui PSI di luar Istana.

"Bisa saja dilakukan presiden Jokowi dilakukan di banyak tempat, kalau tidak salah Pak Jokowi silaturahmi dengan banyak pihak. Apa salahnya kalau Presiden Jokowi ingin mendapat masukan dari PSI, datang ke PSI saja. Begitu atau dengan partai-partai lainnya," ucap Saleh.

Dia menambahkan penggunaan Istana Negara untuk membahas politik sektoral dikhawatirkan memicu kecemburuan sosial, khususnya partai-partai pendukung pemerintah lainnya. Pasalnya kandidat lain tidak bisa menggunakan fasilitas negara untuk membahas pemilu.

"Kalau memang bicara politik sektoral jangan pakai fasilitas yang dipakai karena tidak netral, supaya fair dengan saingan-saingannya kompetitor lainnya," ucapnya.

"Kan kompetitor nggak bisa pakai Istana, orang masuk ke Istana aja privilegenya lain. Apalagi kalau diajak bicara presiden, coba aja dilihat aja orang yang keluar dari istana sepertinya sudah membangun bangsa ini," imbuh Saleh.


Dia pun mengusulkan agar partai-partai koalisi yang ingin bertemu dengan Jokowi menyampaikan harapannya. PAN sendiri hingga saat ini masih menjadi partai pendukung pemerintah.

"Saya belum mendengar itu, tapi kalau mereka cemburu sah-sah saja dan silakan saja disampaikan. Politik Indonesia kan terbuka dan transparan. Kalau cemburu dan ingin bertemu silakan saja disampaikan, monggo," pesan Wakil Ketua Komisi IX itu.


Seperti diketahui, PSI bertemu dengan Jokowi kemarin sore di Istana Negara. Pada pertemuan itu, PSI mengaku mendapat tips memenangi Pemilu 2019 dari Jokowi.

"Jadi kita silaturahmi sekaligus Pak Jokowi memberikan tips-tips bagaimana agar PSI mencapai target menang Pemilu 2019. Beliau banyak ngasih ide dan seru-seru. Keren-keren idenya," ujar Ketum PSI Grace Natalie usai bertemu Jokowi di kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (1/3). (ams/elz)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads