"Saya kemarin ke sana (bertemu di Ponpes). Sudah beberapa lama Presiden prihatin. Abu Bakar Ba'asyir kan sudah tua, sudah sakit-sakitan, kaki bengkak-bengkak. Kalau ada apa-apa ditahan kan apa kata dunia," ujar Ryamizard di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (1/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Atas kemanusiaan Presiden supaya dia dipindahkan dekat-dekat Solo saja. Tahanan dulu lah. Kalau dibebaskan saya rasa itu yang lain-lain mungkin," lanjutnya.
Selain alasan kesehatan, lanjut Ryamizard mengatakan, pilihan tahanan rumah menjadi hal tepat karena persoalan keamanan.
"Tahanan rumah saja bagus. Beliau (Jokowi) setuju. Tahanan rumah kan ketemu anak-cucu. Bukan apa-apa. Keamanan dia biar kita tanggung juga. (Misalkan) beliau kita bebaskan nanti kalau ada apa-apa pemerintah lagi," kata Ryamizard.
Ryamizard mengatakan, pengamanan disiapkan apabila Ba'asyir menjadi tahanan rumah. Hanya saja soal kepastian kapan tahanan rumah itu akan dilakukan belum ada jawaban pasti.
Baca juga: Ba'asyir Minta Dipertemukan dengan Jokowi |
"Dia (Ba'asyir) sudah berjanji nggak ada baiat-baiat. Apalagi menjurus mengajak orang. Nggak lah. Saya belum tahu (kapan menjadi tahanan rumah). Saya penyambung saya. Yang lain urusan polisi dan Kumham," ujar Ryamizard.
Sebelumnya, Ustaz Abu Bakar Ba'asyir diizinkan meninggalkan Lapas Gunung Sindur untuk berobat sementara waktu di luar lapas.
"Hasil telaah medis, maka pelaksanaan rujukan Ustaz Abu Bakar Ba'asyir bin Abud Ba'asyir dapat dilaksanakan dengan ketentuan berlaku dan terlebih dahulu berkoordinasi dengan BNPT dan Densus 88 Antiteror dan pihak-pihak lain," kata Direktur Perawatan Kesehatan dan Rehabilitasi Asminan Mirza Zulkarnain dalam keterangan tertulis, Rabu (28/2/2018).
Tim medis menyatakan Ba'asyir mengalami sakit chronic venous insufficiency bilateral atau disebabkan kelainan pembuluh darah vena berkelanjutan. (nkn/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini