"Dia perannya sebagai 'sniper'," ucap Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar Kombes Umar Surya Fana di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Bandung, Kamis (1/3/2018).
Umar menjelaskan peran 'sniper' yang dijalankan Fuad ialah mencari foto-foto yang bisa diolah menjadi berita hoax.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah foto didapat, sang 'sniper' mengirimkan foto-foto tersebut ke anggota inti MCA. Foto itu nantinya akan diolah menjadi berita viral.
"Inti MCA yang akan kolaborasikan apakah ini layak atau tidak untuk di viralkan. Merekalah (inti MCA) yang menentukan itu bisa di-upload atau tidak," tutur Umar.
Umar mengungkapkan foto-foto yang didapat 'sniper' rata-rata bukan kejadian asli. Menurutnya, foto diambil secara acak melalui internet.
"Seperti yang di-upload oleh dia yang di (ponpes Cipasung) Tasikmalaya, dia ngakunya ambil dari internet," tandasnya.
Fuad sendiri ditangkap polisi usai mengunggah hoax ke grup Facebook United MCA. Dalam unggahannya pada 24 Februari 2018 lalu, Fuad menyertakan empat buah foto di antaranya foto orang sedang diikat, foto orang dengan posisi terbaring dan terikat, foto kerumunan massa di pintu gerbang Ponpes Cipasung dan foto golok serta pisau ditenteng orang.
Fuad juga menuliskan caption dalam unggahannya yaitu :
"Tertangkap lagi satu tadi siang.... orang gila masuk pesantren cipasung tasikmalaya... barang bukti sajam," tulis Fuad.
Unggahan Fuad menyebar hingga membuat masyarakat sekitar resah. Hingga akhirnya, Polres Tasikmalaya menyelidiki unggahan tersebut. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini