Saat orangtuanya mengajak pulang untuk sekolah, Nandang justru melontarkan jawaban yang membuat wartawan, petugas di RS Bhayangkara tertawa.
"Iya, mau sekolah, sekolah di reskrim (reserse kriminal)," ujar Nandang setengah berteriak di RS Bhayangkara, Rabu (21/2/2018).
Baca Juga: Begini Momen Haru Pertemuan Keluarga dan Penyerang Kiai di Lamongan
Saat ditanya mengapa ingin sekolah di reskrim, Nandang hanya menjawab sekenanya. "Ya sekolah di reskrim biar pinter," tambahnya.
![]() |
Sementara dari pengakuan orangtuanya, Satibi dan Sriana, anaknya mulai ada tanda-tanda ngelantur atau tidak waras sejak kelas 2 SMP. Hal itu diungkapkan ibu Nandang, Sriani.
"Dari kecil sempat kena step, terus dari smp kelas 2 dia mulai ngaco," ujar ibu Nandang, Sriani.
Baca Juga: Ditanya Kondisi NT, Ini Jawaban Orangtua Penyerang Kiai di Lamongan
Melihat dari tingkah laku Nandang yang mulai tidak waras, akhirnya Sriani menghentikan sekolahnya. Kegiatan Nandang pun hanya di rumah saja dengan keluarganya, usai berhenti sekolah.
Seorang pria yang sedang tidur menjelang salat dhuhur dibangunkan pengurus ponpes Kiai Hakam. Namun pria tak dikenal itu enggan menuruti permintaan Kiai Hakam. Meski sarungnya diseret, ia menolak pindah. Kemudian ia berdiri dan menantang. Pria itu dan Kiai Hakam sempat beradu otot. Namun beruntung, tak ada yang kena pukulan.
Pelaku berinisial NT dan lahir di Cirebon 23 November 1994. Dia tak tamat SMP, hanya sampai kelas 2 SMP di Sindanglaut, Lemahabang, Cirebon. Keluarganya tinggal di Dusun Lemahabang Kulon. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini