Pertemuan bapak, ibu dan anak tersebut diwarnai isak tangis. Dibatasi pagar jeruji, NT atau Nandang yang menempati ruang pelayanan tahanan berisi 4 tempat tidur, sejenak hanya melihat saja saat namanya dipanggil ibunya, Sriana.
Beberapa saat kemudian, Nandang mendatangi 3 anggota keluarganya yang sudah terduduk di lantai menunggu respon Nandang. Sriana yang bercucuran air mata tak kuasa melihat Nandang yang hanya tersenyum melihat.
![]() |
Seorang petugas lantas mengiming-imingi rokok, membuat Nandang pelan-pelan beranjak dari tempat tidur dan menghampiri keluarganya.
"Aa, ini ibu nak, ini adikmu si Jenong itu sudah besar ya. Nandang ingat kan," ujar Sriana, di depan kamar Nandang yang berukuran 3x3 meter, Rabu (21/2/2018).
Tak hanya Sriana saja yang bercucuran air mata, bapak dan adik Nandang pun tak sanggup membendung tangis. Saat ditanya apakah ingat dengan keluarga, Nandang hanya mengomel tidak karuan. Sriani pun tak bosan-bosannya mengingatkan anaknya jika dia-lah ibundanya.
![]() |
Saat Nandang tidak kunjung mengingat keluarganya, Sriani pun membuka kerudungnya. Harapannya, Nandang bisa mengingatnya. Momen ini juga diikuti oleh sang adik yang menunjukkan dahinya. Melihat kondisi itu, Nandang terlihat merespon. "Jenong ya, ini Jenong," ujar Nandang sembari tersenyum sambil mengelus dahi adiknya.
Sriani pun sesekali juga meraih tangan Nandang untuk diajaknya bersalaman. Momen ini lantas membuat Nandang juga ikut menangis meski sebentar.
Pertemuan selama 10-15 menit itu berhenti saat seorang dokter mengajak orangtua Nandang ke ruangannya. Namun karena ibunya tak mampu berdiri karena lemas, akhirnya didudukkan di kursi roda. Wartawan pun dilarang mengikuti pertemuan orangtua Nandang dan orangtuanya.
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini