Teknik tenaga dalam Merpati Putih dipraktikkan oleh anggota Kopassus Praka Pujiono saat mencari korban longsor di Kampung Maseng, Cijeruk, Bogor. Praka Pujiono merupakan salah satu anggota Merpati Putih yang dibekali tenaga dalam.
"Para anggota atau pendekar Merpati Putih diajari dengan ilmu getaran. Ilmu ini melatih indra peraba kita untuk menerima getaran gelombang elektromagnetik yang dipancarkan benda," kata anggota Merpati Putih, Abdul Kharis Almasyhari, saat dihubungi, Selasa (6/2/2018) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setiap benda memiliki getaran gelombang elektromagnetik. Bahkan antara warna merah dan biru. Kita dilatih itu untuk melatih untuk hal itu. Semua orang bisa dilatih, tidak ada mantra atau hal magis," ucap dia.
Ketua Komisi I DPR ini mengatakan pelatihan tenaga dalam sudah diberikan pada tingkatan dasar. Hal itu mulai mendapatkan porsi lebih ketika sudah pada tahap yang lebih tinggi.
Dia mengatakan pelatihan tenaga dalam ini dilakukan dengan olahraga seperti push up dan sit up. Hanya saja, hal yang paling penting ialah latihan pernapasan untuk dapat memusatkan konstrasi.
"Itu (tenaga dalam) menu latihan di Merpati Putih. Sampai pada tingkat tertentu, dasar 1, dasar 2. Lalu balik 1, balik 2. Di situ mulai diajarkan getaran. Tapi sampai identifikasi warna biasanya sampai kombinasi 1, kombinasi 2," ungkap Kharis yang sudah pada tahap kombinasi 2.
Kharis mengatakan tenaga dalam yang dipunya anggota Merpati Putih didapatkan secara natural. Terkait kemampuan mengendalikan tenaga dalam, kata Kharis, tergantung pada tingkat kerajinan dan keteguhan dari setiap anggota.
"Ini prosesnya sangat natural. Tidak ada yang prosesnya cara tertentu. Kemampuan mengendalikan tenaga dalam itu tergantung dari rajin atau tidaknya latihan seseorang," ucap politikus PKS ini.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah personel dari Kopassus diikutsertakan dalam pencarian korban longsor di kawasan Puncak tersebut. Salah satu tim pencari korban dari anggota Kopassus, Lettu Arief Rahman mengatakan diperintahkan Komandan Batalion Mayor Inf Wahyo Yuniartoto untuk memanfaatkan ilmu bela diri tenaga dalam Merpati Putih.
Salah seorang anggota Kopassus, Praka Pujiono, kemudian mulai mendeteksi posisi korban dengan tenaga dalam yang dimiliki. Setelah menduga satu titik tempat korban tertimbun, dia kemudian mengarahkan ekskavator untuk melakukan penggalian. Selanjutnya pencarian korban dilakukan dengan menggunakan cangkul.
Baca juga: Korban Longsor Cijeruk Dimakamkan |
Tim pencari kemudian menemukan tiga korban meninggal tertimpa longsoran pada pukul 09.40 WIB tadi. Tiga korban yang ditemukan adalah Nani (30), dan dua anaknya, Aurel (2) serta Aldi (9).
Sedangkan dua korban lainnya masih dicari, yakni Alan Maulana Yusuf (17) dan Adit (11). Sebelumnya, lima orang dilaporkan hilang dalam kejadian itu. (jbr/aan)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini