Dari keterangan Ketua RW 17 Rino Margayu, ia bersama warga terakhir kali bertemu dengan Hanung pada pertengahan 2017 lalu saat tetangganya menggelar tahlilan.
"Terakhir itu yang bapaknya (Hanung) pernah sebelum puasa ikut tahlilan," ujar Rino saat ditemui dilokasi penemuan kerangka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu dikuatkan oleh keterangan Kapolsek Cimahi Selatan AKP Sutarman yang menyebut Hanung diduga meninggal pada Desember 2017 lalu. Sementara anaknya, Hera Sri Herawati meninggal pada Januari 2016.
Baca juga: Kerangka Dalam Rumah, Polisi: Anak Meninggal 2016, Bapaknya 2017
Namun dari hasil pemeriksaan terhadap istri Hanung, Neneng Hatidjah, di Mapolsekta Cimahi Selatan, ia menyebyr suaminya meninggal karena sakit pada Desember 2016.
"Ibu Neneng bilang suaminya meninggal sakit karena sudah tua pada Desember 2016. Anaknya juga meninggal begitu saja pada Januari 2016," kata Sutarman.
Baca juga: Kerangka Ayah dan Anak di Cimahi Disimpan 2 Tahun Dalam Rumah
Bahkan saat pemeriksaan Neneng mengaku mengigat waktu kematian suami dan anaknya itu karena telah dicatat dalam kalender di rumahnya. "Katanya dia tandai tanggal kematian suami dan anaknya. Nanti kita akan telusuri lagi," ucapnya.
Saat ditemukan ayah dan anak tersebut sudah dalam kondisi menjadi kerangka. Sang ayah tergeletak di atas dipan beralas kasur, sementara anaknya diletkakan di samping bawah dipan dengan alas kasur tipis.
Selama berada di dalam rumah kedua kerangka tersebut ditutup oleh kain. Sementara untuk menghilangkan bau menyengat diduga keluarga menggunakan pengharum ruangan yang banyak ditemukan bekasnya di dalam rumah. (ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini