"Jadi kami mendapat arahan dari Bapak Wakil Presiden, yang juga Ketua Dewan Masjid Kampus. Kami dengarkan apa-apa saja masukannya, mulai isu radikalisme. Kita tak ingin ada semacam persepsi bahwa masjid merupakan kampus tempat berkembangnya radikalisme," ujar Ketua Umum Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (AMKI) Hermawan Kresno Dipojono di kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (22/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama ini kita tidak merasa radikalisme tumbuh dari masjid kampus. Kalaupun ada, satu-dua barangkali, tapi kan nggak bisa digeneralisasi. Ada satu letupan, tapi wajar ada kesalahan sekian persen, tapi kita coba perbaiki," terangnya.
Pihaknya juga mencoba menangkal persepsi munculnya potensi radikalisme di masjid kampus dengan menggandeng lembaga-lembaga pendidikan dan lembaga keagamaan, semisal Kementerian Ristek, PBNU, dan PP Muhammadiyah.
Pada pertemuan itu, Wapres JK berpesan agar tidak hanya berfokus pada memakmurkan masjid, tapi masjid memakmurkan masyarakat.
"Jadi jemaahnya dimakmurkan. Kan selama ini semangatnya hanya memakmurkan masjid, jadi harus reversible. Di samping memakmurkan masjid, masjid juga memakmurkan jemaahnya, supaya kehidupan esok lebih baik," terangnya. (tfq/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini