"Suku Asmat sudah tentu kami sudah mengirim, tentu kami sudah mengirim bantuan ini yang urgen. Bantuan kerja sama dengan Kapolri dan Panglima TNI, Kapolda di sana kerja sama dan Kemenkes," ucap Nila Moeloek kepada wartawan di Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (19/1/2018).
Tonton juga video kondisi gizi buruk Asmat di sini:
"Kita bawa alat kesehatan, logistik, dan juga kemarin Eselon I mereka sudah bicara kepada KSP sudah dibicarakan dan terintegrasi dengan daerah tersebut sudah rawan," sambung Nila.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Intinya kekurangan gizi dan penyakit campak kemudian turun campak ke diare. Nah sekarang kekurangan gizi artinya kebersihan, cara buang air gimana," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Staf Presiden Moeldoko mengatakan Suku Asmat perlu diedukasi mengenai kepedulian terhadap kebersihan dan kesehatan. Dia mengatakan proses edukasi akan dilakukan oleh aparat yang berada di sana.
"Ada kebiasaan yang perlu diedukasi kebiasaan masyarakat yang hidupnya kurang peduli dengan kebersihan. Kira-kira seperti cara buang airnya ini perlu edukasi masyarakat di sana, tadi saya sudah sampaikan kepada Bu Menteri kita harus menggunakan teman-teman kita dari Bhabinsa dan Kepolisian yang sehari-hari bergaul dengan masyarakat setempat," jelas Moeldoko di lokasi yang sama.
Sebelumnya diberitakan, kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk yang menimpa wilayah Kabupaten Asmat menyebabkan 63 warga meninggal.
Menurut laporan, 59 korban meninggal akibat KLB campak dan gizi buruk di Asmat, bahkan sempat tak menerima perawatan yang memadai. Hal ini terjadi karena para korban meninggal tersebut berada di pedalaman Distrik Fayit, Aswi, dan Pulau Tiga. Tiga korban lain meninggal di Rumah Sakit Agats, ibu kota Kabupaten Asmat. (jbr/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini